blank
TENIK PUKUL : Gubernur Ganjar Pranowo dan Bupati Sri Mulyani mencoba membuat motif ecoprint di SMPN 1 Jogonalan, Klaten.

KLATEN, (SUARABARU.ID) – SMPN 1 Jogonalan Klaten akan mengembangkan kerajinan ecoprint untuk meningkatkan ketrampilan siswa. Ecoprint adalah membuat motif pada kain dengan menggunakan bahan-bahan alami terutama daun, pewarnanya pun harus bahan alami.

Melalui kegiatan ekstrakulikuler, ecoprint diharapkan menjadi peluang untuk mengembangkan kewirausahaan. Teknik ini menggunakan bahan yang mudah didapat dan tidak perlu membeli, hasilnya juga mempunyai nilai jual yang cukup tinggi.

Kegiatan itu diampu Sedah Kurniawati, guru IPA yang belajar ecoprint dari suaminya. Saat dia mengunggah karya ecoprint di instagram, ternyata dilihat oleh Kepala SMPN 1 Jogonalan, Endah Sulistyowati dan diminta untuk mengajari siswa.

‘’Saya cudah cukup lama mengenal ecoprint sari suami saya, kadang saya unggah di instagram. Kebetulan dilihat ibu kepala sekolah dan diminta mengajari siswa,’’ kata Sedah Kurniawati.

Endah Sulistyowati sendiri pernah mendapat pelatihan ecoprint beberapa tahun sebelumnya. Rencananya, tahun 2020 akan mulai digiatkan dalam ekstrakulikuler. Sayangnya terjadi pandemi, sehingga kegiatan tatap muka ditiadakan.

Meski minim, namun ada siswa kelas IX yang tertarik dan mulai belajar ecoprint. Siswa diajarkan membuat ecoprint sederhana, yakni dengan teknik pukul. Kain hasil ecoprint dibuat menjadi masker, kerudung dan sarung bantal untuk dijual.

‘’Kami ajarkan yang mudah dulu, seperti membuat masker dengan menempelkan daun di atas kain polos, kemudian dipukul-pukul pakai palu kayu agar warnanya meresap ke kain,’’ kata Sedah Kurniawati.

Tahun 2021 ini, ecoprint akan digiatkan lagi meski masih sangat terbatas karena pelajaran masih daring. Baru-baru ini, hasil ecoprint siswa dipamerkan pada Webinar peringatan Hari Air Sedunia di SMPN 1 Jogonalan.

Kebetulan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir sebagai keynte speaker bersedia meresmikan ecoprint SMPN 1 Jogonalan. Ganjar dan Bupati Sri Mulyani sempat mencoba teknik pukul pada masker. Bupati juga mengapresiasi kegiatan itu.

‘’Cara pembuatan motif bisa dengan teknik pukul, bisa juga dikukus. Motifnya bisa memakai daun-daunan, rumput, bunga, kayu dan lainnya. Pewarnanya juga harus alami seperti kunyit, jadi tak boleh dicuci pakai detergen agar warnanya awet,’’ ujar Sedah.

Tiap daun memunculkan warna berbeda, begitupun kombinasi pewarna dan daun yang ditempel bisa menghasilkan warna unik. Setelah motifnya selesai, ada proses khusus untuk membuat warna menempel kuat. Sebaiknya memakai kain yang berbahan alami seperti katun atau sutera.

Endah Sulistyowati memang selalu meminta para guru untuk kreatif dalam mengembangkan ketrampilan siswa, jangan hanya belajar akademik saja. Bahkan, dia lebih fokus pada pengembangan life skill yang nantinya bisa mencetak wirausahawan sukses.

‘’Kalau bisa, siswa itu sekolah jangan hanya mendapat nilai ulangan di kertas saja, tapi juga punya ketrampilan. Life skill sangat penting untuk bekal setelah lulus untuk pengembangan ekonomi kreatif,’’ tegas dia.

Dia sangat ingin agar siswa SMPN 1 Jogonalan bisa mengembangkan diri dan termotivasi untuk berwirausaha dengan mengembangkan ketrampilan yang didapat dari sekolah. Hal itu juga butuh kreatifitas dan inovasi. Selain ecoprint, siswa juga diajarkan budidaya anggrek, hidroponik, budidaya lele dan pembuatan makanan olahan.

Mesh