blank
Pelepasan jenazah KH Syarif Hidayat di Masjid Al Manshur Kauman Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Oleh M Muqorrobin Thoha

blank
Almarhum KH Syarif Hidayatullah. Foto : SB/dok

Wonosobo berduka, salah satu putra terbaiknya dipanggil ke rahmatullah pada 3 Maret 2021 lalu. KH Syarif Hidayat, Ketua Pembina Yayasan Masjid Al Manshur dan Ketua Umum Yayasan Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo, menghembuskan nafas terakhirnya di RS Tentara Dr Soedjono, Magelang setelah mengalami perawatan beberapa hari.

Meninggalkan satu istri Hj Endang Widiyarti SPd, tiga orang anak dan menantu Alifanisa SSos-Mas’adi ST MM, Puspa Insani SST-Cahya Akbar Iman Nugroho SS, Drg Failasifa-Danang Swastiko SSi serta empat orang cucu Nadja Noor Sabina, Nadine Aisha Sidqia, Muhammad Ahsan Nugraha, Hasna Taqiya.

KH Syarif Hidayat merupakan ulama yang mempunyai latar belakang lengkap mulai dari ulama, birokrat, politisi, guru dan akademisi. Sebagai seorang ulama KH Syarif Hidayat banyak memberikan ceramah dan pencerahan kepada umat.

Banyak waktu dan kesempatan digunakan untuk membimbing umat agar kehidupannya senantiasa dalam bimbingan dan ridho Allah SWT.

Karir birokrasi KH Syarif Hidayat diawali dari bawah, dari seorang guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Wonosobo kemudian menjadi Kabag TU Kemenag dan Kepala Kantor Kementrian Agama Wonosobo.

Selanjutnya karirnya menanjak menjadi Kabid Kopontren Kantor Wilayah Kementrian Agama, Propinsi Jawa Tengah sampai pensiun pengabdiannya sebagai abdi negara di tahun 2011.

Selepas pensiun KH Syarif Hidayat banyak disibukkan kegiatannya sebagai akademisi, dosen di Universitas Sains al Qur’an, Ketua Pembina Yayasan Masjid al Manshur dan Ketua Umum Yayasan Universitas Sains al Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo.

Di bawah kepemimpinannya Yayasan Masjid Al Manshur Kauman Wonosobo maupun Yayasan Unsiq Jateng di Wonosobo mengalami kemajuan cukup pesat.

Selain merestorasi pembangunan Masjid al Manshur sebagai Masjid bersejarah di kota pegunungan yang berhawa sejuk dengan membangun kembali sesuai bangunan awal, berbentuk joglo dan limasan serta perluasan masjid yang sudah tidak cukup menampung jamaah ketika sholat Jumat maupun Hari Raya.

KH Syarif Hidayat juga melakukan penataan lingkungan Masjid Al Manshur, pembangunan Gedung SMK Gema Nusantara, gedung asrama santri Pondok Pesantren Al Manshur menjadi lebih modern dan artistik serta penataan taman-taman di komplek Masjid al Manshur yang indah.

Banyak Jasa

blank
Desain Masjid Al Manshur Kauman Wonosobo hasil sentuhan KH Syarif Hidayat. Foto : SB/Muharno Zarka

Di bawah naungan Yayasan Masjid Al Manshur, KH Syarif Hidayat membina beberapa unit-unit usaha dan kegiatan diantaranya Pondok Pesantren Al Manshur, SMK Gema Nusantara, KBIH Al Manshur, Waserda Al Manshur, Pondok Ngaji dan Majelis Ta’lim H Dahlan.

Juga Pengajian Jum’at Pagi, Pengajian Ibu-Ibu Minggu Pagi, Pengajian Seton yang legendaris sejak tahun 1960an, pegajian Seton dilaksanakan tiap hari Sabtu diikuti ribuan jamaah dari Wonosobo dan sekitarnya serta Pengajian Selapanan jamaah Haji KBIH al Manshur tiap Rabu Pon.

Demikian halnya peran KH Syarif Hidayat dalam mengembangkan dan memajukan Universitas Sains Al Quran (Unsiq) tidak diragukan lagi. Terbukti saat ini Unsiq menjadi Universitas berbasis pesantren terbesar di Jawa Tengah yang sangat diperhitungkan keberadaannya.

Banyak fasilitas kampus yang terus dibangun berupa gedung perkuliahan, perkantoran dan pembangunan Masjid KH Muntaha al Hafidz, pendiri dan Rektor pertama Unsiq, yang berarsitekstur futuristik dan cukup besar serta memiliki fasilitas lengkap di area pengembangan Kampus II Unsiq Jl Dieng, Wonosobo.

Sebagai aktivis organisasi sosial keagamaan dan politik, sejak muda KH Syarif Hidayat sudah aktif di berbagai organisasi seperti IPNU, Ketua GP Anshor Wonosobo, Ketua PCNU dan Mustasyar PCNU Wonosobo hingga akhir hayatnya.

KH Syarif Hidayat juga aktif di organisasi kepemudaan dan mahasiswa, salah satunya menjadi Ketua KNPI Wonosobo dan aktif di organisasi politik Golongan Karya sebagai Sekretaris DPD Golkar yang mengantarkannya menjadi anggota DPRD Wonosobo dua periode 1992- 1997, 1997-1999.

Di tahun 2017-2021 KH Syarif Hidayat diminta oleh Pengurus PPP Jawa Tengah sebagai Dewan Pakar DPW PPP Provinsi Jawa Tengah.

Cicit KH R Manshur

blank
Pemberangkatan terakhir jenazah KH Syarif Hidayat di Masjid Al Manshur Kauman Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

KH Syarif Hidayat lahir di Wonosobo tanggal 18 Juli 1955 dari pasangan ulama KH Muhammad Syukur dan Hj Qosidah Abdullah Makwar. Anak ke tujuh dari 11 bersaudara. Dirunut dari silsilah keluarganya KH Syarif Hidayat adalah cicit dari KH R Manshur, pendiri Masjid Al Manshur Wonosobo pada tahun 1847.

KH R Manshur adalah ulama yang alim alamah dan jasanya cukup besar dalam pengembangan dakwah Islam di Wonosobo dan sekitarnya bersama para ulama lainnya.

Dari garis keturunan Ibu dan ayahnya, silisilah KH Syarif Hidayat akan bertemu pada KH R Markhamah bin KH R Asmorosufi salah satu pendiri Kabupaten Wonosobo dan keturunan ke 12 dari Raja Brawijaya ke V.

Keturunan Ulama

Dari garis ayah KH Syarif Hidayat sampai pada KH R Manshur sedang dari garis Ibu sampai pada KH R Abdul Fatah, ulama besar syaikhul masyayikhnya para alim ulama Wonosobo dan pendiri Pondok Pesantren pertama di Wonosobo, keduanya adalah putra dari KH R, Markhamah bin KH R Asmorosufi.

KH R Asmorosufi atau R Ngabehi Sutomarto III beserta anak dan cucunya adalah keluarga bangsawan dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Bersama Pangeran Diponegoro, KH R Asmorosufi lebih memilih keluar dari kenikmatan dan fasiliatas Keraton yang serba berkecukupan dan memilih perang gerliya mengusir penjajah Belanda dari bumi pertiwi.

Ketika pecah perang Diponegoro melawan Belanda berkecamuk antara tahun 1825-1830, KH R Asmorosufi beserta putra dan cucunya berperang digaris terdepan dan berpindah-pindah tempat.

Sebagai salah satu pimpinan perang dari pasukan Pangeran Diponegoro, KH R Asmorosufi beserta pasukan Pangeran Dipenogoro lainnya, usai tipu muslihat licik dari Belanda dimana Pangeran Diponegoro ditangkap dalam perjanjian di Magelang dan diasingkan Belanda ke Manado, Sulawesi Utara.

KH R Asmorosufi, tahun 1829 berpindah dari Mertoyudan, Magelang ke Wonosobo, sambil terus melakukan perlawanan terhadap Belanda. KH R Asmorosufi berserta keluarganya tinggal di sebuah Desa yang masih berupa hutan belantara tepatnya di Desa Sigedong, Kepil, Wonosobo.

Dari Sigedong keluarga besar KH R Asmorosufi disebar untuk menyebarkan dakwah Islam di Wonosobo dan sekitarnya. KH R Asmorosufi beserta putra tertuanya KH. R Syukur Sholeh menetap dan berdakwah di Desa Bendosari, Sapuran, Wonosobo. KH R Manshur menjadi Penghulu Landrad dan mendirikan Masjid Al Manshur di Kota Wonosobo.

Putra ketiga KH R Abdul Fatah mendirikan Pondok Pesantren pertama dan banyak melahirkan ulama-ulama besar di Wonosobo, putra keempat KH R Mohammad Anshor menetap dan mensyiarkan Islam di Leksono, Wonosobo dan putra kelima KH R Asmorosufi yakni Nyai Raden Ajeng Sajirah menjadi istri dari Penghulu dan tokoh agama Islam di Kedu, Temanggung.

Menurut KH Muhammad Syukur ayahanda KH Syarif Hidayat, dalam bukunya silsilah Bani KH Markhamah dan Bani KH Munadi, penyusunan buku silsilah mulai dari Prabu Brawijaya ke V di Majapahit tidak bermaksud untuk menonjolkan keturunan ningrat yang berhak menyandang titel Raden, hal ini sama sekali tidak.

“Akan tetapi yang kami maksudkan bahwa kami adalah keturunan Ulama. Sebab almarhum KH R Asmorosufi, KH R Markhamah, KH Munadi, KH R Manshur dan KH R Abdul Fatah adalah Ulama besar sebagai mubaligh yang mengembangkan dan menyebarkan agama Islam di Wonosobo,” katanya.

Kehilangan Tokoh

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat didampingi Wakil Bupati Muhammad Albarvsaat pidato pelepasan pemakaman KH Syarif Hidayat di serambi Masjid al Manshur, mengaku sangat kehilangan tokoh besar atas berpulangnya KH Syarif Hidayat ke rahmataullah.

“Bapak KH Syarif Hidayat adalah seorang ulama, beliau sering memberikan tausyiah-tausyiah keagamaan, beliau sering mengisi acara-acara keagamaan, beliau juga seorang birokrat yang pernah menjadi Kepala Kantor Kementrian Agama, Kabupaten Wonosobo,” katanya.

Afif Nurhidayat menegaskan, luar bisa peran dan jasa almarhum semasa hidupnya bagi bangsa, negara dan agama.

“Bapak KH Syarif Hidayat adalah orang baik, orang yang selalu mendarmabaktikan hidupnya, tenaga dan pikirannya dicurahkan untuk bangsa dan negara bahkan disaat beliau dalam kondisi sakit masih memikirkan kemajuan Wonosobo yang sangat kita cintai ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut Afif mengatakan, pada kesempatan ini saya atas nama Pemkab Wonosobo beserta Bapak Wakil Bupati, Pak Sekda beserta jajarannya yakin, seyakin-yakinnya bahwa almarhum Bapak KH Syariaf Hidayat meninggal husnul khotimah, husnul khotimah, husnul khotimah, diterima semua amal ibadahnya diampuni semua dosa-dosanya diberikan tempat yang mulia disisi Allah SWT.

Keteladanan-keteladanan beliau atas sumbangsih bagi negara dan bangsa Indonesia, kita semuanya masyarakat Kabupaten Wonosobo untuk bisa melanjutkan api perjuangan yang telah diberikan oleh Bapak KH Syarif Hidayat kepada Wonosobo, kepada bangsa dan negara demikian juga kepada agama.

Sementara itu, Rektor UNSIQ Wonosobo, KH Dr Mukhotob Hamzah MM saat pelepasan mengungkapkan bahwa Bapak KH Syarif Hidayat adalah orang yang baik, kita semua berduka cita dan sangat kehilangan atas kepulangannya ke rahmatullah.

“Saya bersaksi sejak beliau jadi guru sampai Kepala Kantor Kementerian Agama Wonosobo, kemudian menjadi pejabat di Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Tengah, serta jadi Ketua Pembina Yayasan Masjid al Manshur dan Ketua Umum Yayasan UNSIQ,” katanya.

“Saya juga belum pernah melihat orang jujur dan bersih yang kejujurannya seperti Pak Syarif Hidayat, maka Pak Syarif Hidayat jadi hamba Allah yang baik. Saya walaupun merasa sangat kehilangan atas kepergianya. Saya ikhlas karena yakin bahwa Bapak KH Syarif Hidayat akan mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah SWT,” sambungnya.

Pelepasan menuju peristirahatan terakhir KH Syarif Hidayat diiringi dengan untaian doa oleh para Kiai khos Wonosobo diantaranya KH Achmad Khaedar Idris, Dr KH Muchotob Hamzah MM, KH Rofiq Masykur, KH Abdul Khalim Al Hafidz dan KH Ismail Zainudin serta ribuan masyarakat Wonosobo.

Selamat jalan KH Syarif Hidayat engkau akan menikmati amal ibadah dan kebaikannya di roudhoh min riyadhil jannah.

M Muqorrobin Thoha, Sekretaris Umum Yayasan Masjid Al Manshur Kauman, Pengasuh Pondok Ngaji dan Majelis Ta’lim Haji Dahlan Wonosobo dan Ketua Pembina Yayasan Muhammad Isa, Kaligowong, Wadaslintang, Wonosobo.