blank
Afif Nurhidayat : Kerukunan di Desa Buntu Harus Jadi Cermin Bangsa Ini

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyambut baik diselenggarakannya sarasehan kebhinnekaan yang digelar Polres Wonosobo di Desa Buntu Kecamatan Kejajar, Senin (29/3).

“Kebhinnekaan adalah realita yang telah menjadi identitas bangsa Indonesia. Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, dan budaya,” katanya.

Meski demikian, sejarah membuktikan betapa kuat bangsa Indonesia jika semua bersatu padu, tanpa memandang perbedaan suku, bahasa, agama dan budaya.

Afif Nurhidayat mengatakan hal itu di hadapan jajaran Forkompimda, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan pegiat pluralisme dan kerukunan umat bersama yang menghadiri saresehan kebhinekaan di Desa Buntu Kejajar.

Dikatakan Bupati, di Wonosobo yang dihuni oleh berbagai lapisan masyarakat yang plural. Masyarakat yang berlatarbelakang suku dan agama berbeda dapat hidup rukun di kabupaten tercinta ini.

“Berbagai isu dan persoalan yang dapat menimbulkan perpecahan dapat selalu muncul kapanpun tanpa diduga. Penyelesaian isu dan persoalan tersebut tidak dapat hanya dilakukan oleh satu golongan saja,” paparnya.

Namun, menurut dia, perlu kerjasama dari berbagai golongan masyarakat yang bersatu padu, saling bahu-membahu untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Seluruh masyarakat Wonosobo dapat bersatu padu dalam mengurai segala permasalahan yang ada di daerah pegunungan ini, demi kesejahteraan bersama,” tegas mantan Ketua DPRD Wonosobo itu.

Harmoni Kehidupan

blank
Kapolres Wonosobo AKBP Ganang Nugroho Widhi, SIK MT ketika berbicara di Saresehan Kebhinekaan. Foto : SB/Muharno Zarka

Dipandang Afif, kehidupan rukun di Desa Buntu Kejajar ini adalah salah satu harmoni yang menjadi impian bangsa ini. Perpecahan antarsuku bahkan agama yang terjadi di luar sana betul-betul memprihatinkan, namun hal itu tidak terjadi di sini.

“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya, atas upaya warga Desa Buntu Kejajar selama ini dalam menjaga harmonisasi kehidupan beragama dan bermasyarakat,” seru dia.

Pihaknya yakin, dalam hubungan bermasyarakat pasti akan ada permasalahan yang terjadi. Namun untuk menyelesaikannya dengan cara damai tanpa menimbulkan masalah baru adalah pilihan yang terbaik. Keadaan ini harus dapat dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Sebagaimana tercermin dalam semboyan negara “Bhinneka Tunggal Ika”, kata Afif, meski bangsa ini terdiri dari berbagai macam latarbelakang suku, agama, dan bahasa serta budaya. Namun tidak menyurutkan langkah pendahulu untuk bersatu membela bangsa.

Menurutnya, merawat kebhinnekaan adalah tugas besar semua sebagai salah satu komponen bangsa. Tularkan semangat persatuan dan kedamaian kepada siapapun yang ditemui. Kapan dan di mana pun.

“Dengan setitik hal positif yang dilakukan tersebut akan dapat menginspirasi, lebih besar lagi, dapat merubah perilaku intoleran yang mungkin masih terdapat dalam diri sebagian individu yang ada di negara ini,” ucapnya.

Mudah-mudahan upaya yang dilakukan bersama untuk menjaga harmoni dalam perbedaan ini, dapat menjadi kontribusi berharga demi menjaga dan melindungi segenap komponen bangsa dari perpecahan.

“Saya menghimbau kepada semua yang hadir di sini, mari jaga keselarasan dan sinergitas dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat,” tegasnya.

Afif mengajak jadikan perbedaan sebagai warna yang menuangkan keindahan dalam keseharian di kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.

Muharno Zarka