blank
Orang tua menemani anak-anak membaca buku. Foto: ist

Oleh: Wiwin Patma Dewi, S.Pd.

blankPernyataan mengenai kurang minat baca masyarakat Indonesia termasuk anak, sudah lama dikemukakan oleh berbagai pihak. Rendahnya minat baca, tentu berdampak negatif terhadap kemampuan membaca. Rendahnya kemampuan membaca, tentu berdampak negatif pula terhadap kegiatan belajar, juga dalam kehidupan pada umumnya.

Orang yang sering membaca akan memperoleh sejumlah pengetahuan, pengalaman yang luas, perilaku bahasa yang baik, dan akhirnya mampu bersikap rasional. Peribahasa mengatakan “Membaca adalah jendela pikir”.

Jadi betapa pentingnya membaca. Oleh karena itu kita sebagai orang tua harus berusaha untuk meningkatkan aktifitas membaca putra-putri kita. Karena demikian pentingnya membaca bagi kehidupan, maka kita harus dapat menumbuhkan minat baca anak-anak kita. Bukankah dalam Islam ayat Alquran yang pertama turun adalah Iqra’ “bacalah”!

Minat berhubungan dengan kesenangan, tetapi antara keduanya tidak sama. Menurut Hurlock, kesenangan merupakan minat, bukan dalam kualitas melainkan dalam ketepatan / persitence. Selama kesenangan itu ada, dimungkinkan intensitas dan motivasi yang menyertainya sama tinggi dengan minat.

Sebelum kita mengambil langkah atau metode apa untuk merangsang anak agar minat bacanya tumbuh, ada baiknya kita identifikasi sejauh mana minat yang dimiliki oleh anak. Ada beberapa indikator yang  dapat  digunakan untuk mengetahui minat membaca anak. Pertama, perhatian anak terhadap kegiatan membaca, kedua penggunaan waktu dalam membaca atau untuk membaca, ketiga pemakaian uang saku untuk sesuatu yang dikaitkan dengan aktivitas membaca,  keempat penggunaan energi untuk aktivitas membaca.

Dimilikinya minat baca anak ditentukan oleh beberapa hal yang terkait dengan anak tersebut. Rosadi (1973) berpendapat bahwa minat baca harus ditanamkan kepada anak sejak kecil. Dalam arti anak sudah mulai sekolah.  Kalau sejak kecil anak sudah dibiasakan gemar membaca buku, maka besar kemungkinan setelah dewasapun akan gemar membaca.

Membaca tidak harus buku pelajaran melulu, bisa komik anak, buku cerita dan lain-lain. Pernahkah ada sekolah yang menyuruh siswanya sepulang sekolah untuk membaca bacaan anak seperti Naruto?

Upin Ipin, atau bacaan cerita lainnya?

Padahal dari bacaan-bacaan yang disukai, minat baca anak akan timbul. Bahkan tidak tertutup kemungkinan tumbuh menjadi “kutu buku”.

Peranan orang tua sangat besar untuk dapat menumbuhkan minat baca anak. Masih banyak orang tua yang beranggapan jika anak sudah disekolahkan, itu mutlak menjadi tanggung jawab sekolah. Anak memiliki minat atau tidak tergantung personal-personal sekolah tersebut.

Anggapan seperti itu adalah keliru. Seperti yang kita ketahui, waktu anak di sekolah hanya kira-kira 7-8 jam per hari, sedang sisa waktu yang ada (17 jam) digunakan anak untuk aktivitas di rumah. Di sinilah peran aktif orang tua dibutuhkan.

Peranan penting orang tua adalah memberikan motivasi, menyediakan sarana, membimbing, serta memberikan keteladanan.

Ada beberapa jenis pemberian motivasi yang dapat dilakukan orang tua untuk dapat menumbuhkembangkan minat baca anak, yaitu:

  • anak ke perpustakaan
  • mengajak anak ke toko buku
  • mengajak anak ke pameran buku
  • melanggankan buku bacaan
  • memberikan gambarkan kesuksesan tokoh
  • pemberian contoh atau teladanpenciptaan suasana belajar yang baik

Untuk para orang tua yang “borjuis” dan berpendidikan hal di atas bukanlah merupakan sesuatu yang susah, tetapi untuk orang tua yang keadaan ekonomi serba minim, pendidikan rendah itu akan sangat sulit dilakukan. Lantas apa yang dapat dilakukan oleh orang tua yang termasuk golongan ke dua tadi?

Ada cerita lucu sekaligus memprihatinkan yang dapat diambil sebagai pelajaran. Ada seorang calon wali siswa datang ke sekolah untuk mendaftarkan anaknya. Seorang ibu muda yang cantik, dengan dandanan yang oke,  mengendarai mobil mewah keluaran terbaru.

Oleh petugas sekolah sang ibu tadi disodori formulir pendaftaran untuk diisi. Lantas ibu muda tersebut dengan sopan minta tolong kepada petugas sekolah untuk mengisikan formulir. Sambil bertanya beberapa identitas kepada sang ibu, petugas mengisi formulir sampai terisi semuanya.

Formulir telah terisi, tinggal sang ibu menandatanganinya. “ibu, tinggal membubuhkan tanda tangan di sini,” kata petugas. Betapa kaget dan terkejutnya petugas, mendengar jawaban calon wali siswa tadi, “saya kan sudah minta tolong untuk diisi semuanya, tinggal tanya pada saya,  apa saja yang diperlukan. Sudah tanda tangani saja!”,

Dengan nada tenang dan mengarahkan petugas mengatakan, “Ibu, formulir ini yang tanda tangan harusnya orang tua calon siswa, karena ada beberapa poin yang harus disetujui oleh ibu”.

Wali siswa justru tambah marah, “Mau menyekolahkan SD saja repot sekali, pakai tanda tangan segala, butuh uang berapa saya bayar”.

Bukan begitu ibu, sahut petugas. “Ada bantalan stempel tidak? Saya pinjam,”kata ibu.

Petugas lantas mengambilkan bantalan stempel. Sang ibu muda nan cantik lantas membubuhkab cap jempol pada formulir.

Dengan nada “gerundel” petugas sekolah berucap, “Sombong sekali, mentang-mentang orang kaya”. “Sabar-sabar, itu ujian buat sekolah, sang ibu tadi mungkin sedang ada masalah,” kata teman di sampingnya dengan maksud menanangkan.

Usut punya usut, ternyata calon wali murid muda nan cantik dan kaya tadi  tidak bisa membaca, hanya bisa menulis namanya saja dengan cara membatik. “Ooo …….. kasihan juga ibu tadi,” kata petugas.

Pembaca tulisan ini ada yang berkomentar, “Masak di jaman modern ini masih ada orang yang tidak bisa baca tulis?” “Ada”, jawab teman pembaca. Ada juga yang menyahut tidak ada. Kemudian ada seorang yang berkomentar, “Cerita tadikan cerita dari kayangan”.

Nah, bapak Ibu jadi betapa penting peranan orang tua dalam menumbuhkan minat baca putra-putri kita. Sebagai akhir dari tulisan ini saya kutipkan quote yang menginspirasi agar tidak malas membaca. “ Jika engkau ingin mengenal dunia, maka membacalah. Namun , jika engkau ingin mengenal dunia, maka menulislah.” (Pramoedya Ananta Toer)

Semoga bermanfaat

Wiwin Patma Dewi, S.Pd.Guru SDN 1 Kedungsarimulyo, Welahan, Jepara