blank
Penulis foto bersama Hadi Priyanto

Oleh : Durrotun Nasihah

JEPARA (SUARASaat memberikan pelatihan Jurnalistik Dasar bagi para mahasiswa peserta KKN UNISNU Jepara Angkatan  X, Hadi Priyanto, wartawan SUARABARU.ID menanyakan kepada 60 mahasiswa yang hadir sebagai peserta. “Adakah yang tahu tempat pahlawan nasional dr Cipto Mangunkusumo dilahirkan ?”,  ujar Hadi Priyanto yang juga dikenal sebagai penulis dan budayawan Jepara.

blank
Durotun Nasihah, Mahasiswa UNISNU. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Para peserta saling pandang. Namun akhirnya mereka menjawab serempak tidak tahu. Padahal menurut Hadi Priyanto, dr Cipto Mangunkusumo lahir di Pecangaan. Tentu kami semua terkejut dan malu, termasuk saya yang juga menjadi peserta pelatihan tersebut.

Ia  kemudian   mengungkapkan fakta  mengejutkan yang belum banyak diketahui warga. Ternyata dr Cipto Mangunkusumo, tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia itu lahir disalah satu desa di Jepara, Desa Pecangaan. Beliau lahir pada tanggal 4 Maret 1886  dan wafat 8 Maret 1943, hingga tahun ini merupakan Haul Dr. Cipto Mangunkusumo yang ke-81. Ayahnya seorang kepala sekolah dan ibunya anak seorang tuan tanah dari Mayong.

Hadi Priyanto kemudian sedikit menjelaskan sedikit tentang biografi singkat dr Cipto Mangunkusumo yang hanya kami tahu sebagai pahlawan nasional. Padahal dr Cipto Mangunkusumo memiliki peran yang sangat besar dalam mengobarkan semangat  nasionalisme dan patriotisme melawan panjajahan.

“Kita memang seringkali tidak setia. Sering melupakan orang-orang berjasa dalam perjalanan sejarah bangsa ini. R.A Ajeng Kartini saja kita tidak mengetahui secara mendalam. Tetapi hanya kulit luarnya saja, sebagai pahlawan emansipasi, lahir di Jepara 21 April, anak seorang bupati dan kemudian menikah dengan Bupati Rembang.

“Selebihnya kita tidak  mengerti jika beliau juga menjadi inspirator bagi para pemuda pergerakan kala itu. Juga peran besarnya dalam dunia pendidikan, pengembangan seni ukir dan bahkan pembangunan  peradaban bangsa,” ujar Hadi Priyanto.

Ia lantas mengungkapkan, jika ingin menjadi penulis atau wartawan, kuncinya suka membaca. Sebab seorang wartawan harus menjadi manusia pembelajar dan memiliki pengetahuan yang luas. “Penting juga niat dan keinginan untuk terus berlatih menulis. Sebab menulis adalah ketrampilan,” tambanya.

Hadi Priyanto juga menceriterakan sumber motivasi mengapa ia suka menulis. “Aku menulis karena itu aku ada. Karena dengan menulis kita dapat sedikit memberikan arti bagi sesama,” ujar mantan Kabag Humas Pemda Jepara  yang pernah mendapatkan penghargaan Humas Paling Inspirasional Tingkat Nasional ini.

Diakhir acara pelatihan tersebut juga ada lomba menulis berita yang berhadiah voucher 50.000. Dari 60 peserta dipilih 5 yang terbaik. Alhamdulillah dari perwakilan kelompok 28 menjadi salah satu dari 5 pemenang lomba tersebut.  Acara pelatihan tersebut sangat bermanfaat bagi saya. Saya mendapat ilmu baru dan tentunya menggugah saya untuk gemar menulis.

Penulis adalah peserta KKN UNISNU Jepara Angkatan  X- 2021, Kelompok 28, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.