blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat ketika foto bersama dengan rombongan dosen UIN Walisongo Semarang. Foto : SB/dok

Oleh Afif Nurhidayat

Kemarin, Selasa, 9 Maret 2021, saya menerima rombongan dari UIN Walisongo Semarang berjumlah lima orang, dipimpin Dr. Arif Junaidi, Ketua Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat (LP2M).

Saya sangat senang, karena kehadiran mereka akan memberikan sesuatu yang sangat berharga untuk Wonosobo. Pihak UIN mengajak kerjasama dengan Pemkab untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Penelitan, sebagaimana yang disampaikan, terutama tentang sejarah dan peradaban Wonosobo. Tentu untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitian terdahulu, khususnya tentang profile kepemimpinan daerah dari periode awal, tentang tokoh-tokoh utama Wonosobo, juga yang berkaitan dengan aspek niliai-nilai dan tradisi budaya masyarakat.

Yang terakhir itu, lebih khusus lagi menyangkut sistem budaya masyarakat Desa Buntu, Kejajar, dan Desa Janti, Selomerto.

Kebhinekaan dan Kerukunan

blank
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat. Foto : SB/dok

Kita tentu paham bagaimana kehidupan masyarakat Desa Buntu. Oleh beberapa pihak selama ini dinyatakan sebagai miniatur Indonesia. Masyarakatnya yang majemuk dapat menjaga toleransi dan keharmonisan.

Mereka bisa merawat kebhinekaan dengan sempurna. Bahkan saya dengar BPIP akan membuat monumen laboratorium kebhinekaan disana.

Desa Janti juga begitu, masyarakatnya majemuk tapi bisa hidup rukun, damai, dapat menjaga kegotong-royongan dengan sangat baik.

Jika Desa Buntu dapat kita jadikan pilot project kebhinekaan, untuk Desa Janti dapat kita jadikan pula sebagai pilot project kerukunan.

Yang menarik bagi saya, kedua Desa tersebut bukan dibuat seketika, bukan pula sebagai proyek dalam arti membawa konsekuensi anggaran dan lain-lain.

Saya melihatnya lebih merupakan proses kultural yang panjang, bahkan telah membentuk nilai-nilai dan menjadi tradisi masyarakat. Inilah budaya asli masyarakat Wonosobo yang sebenarnya.

Aspek-aspek penting itulah yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut. Karena dari hasil penelitian itulah kita dapat menebarkannya nanti secara lebih luas, ke seluruh penjuru nusantara, bahkan dunia.

Termasuk dalam kaitan itu, saya sangat senang karena ternyata rencana untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa UIN Walisongo mulai tahun ini juga akan diarahkan ke sana.

Terus terang, saya menyambut gembira jika banyak pihak dapat secara aktif berbicara soal Buntu dan Janti misalnya. Terutama tentang substansi kehidupan masyarakatnya. Di sinilah UIN akan memberikan konstribusi yang nyata bagi kami.

Saya juga pernah menjadi mahasiswa. Saya juga mempunyai pengalaman KKN dulu. Kegiatan seperti itu sangat bermanfaat.

Selain untuk latihan mengabdi kepada masyarakat, tentu untuk saat ini saya sangat mendorong agar para mahasiswa dapat belajar langsung, bagaimana menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Belajar dari Buntu dan Janti, untuk mewujudkan peradaban baru, membangun tata kehidupan masyarakat majemuk yang menjunjung tinggi kebhinekaan dan selalu menjaga kerukunan, patut untuk diprioritaskan.

Bagaimanapun, para mahasiswa akan kembali ke masyarakat. Di sanalah kiprah nyata mahasiswa yang sebenarnya, sebagai agen of change atau apapun namanya.

Afif Nurhidayat, Bupati Wonosobo