blank
KETERANGAN - Ayu Palaretin saat memberikan keterangan kepada wartawan di kawasan Perumahan Citra Land Kita Tegal. (foto: nino moebi)

SLAWI (SUARABARU.ID) – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah Ayu Palaretin dipecat karena dituding terlibat dalam agenda Kongres Luar Biasa (KLB) di Medan. Sebelum mengikuti KLB Ayu mengaku sudah dipecat oleh Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Tengah, Rinto Subekti.

“Iya memang saya datang di acara Medan kemarin, pulang Sabtu tengah malam. Untuk keterlibatan karena memang saya sudah dipecat. Saya tahunya juga dari media. Karena saya masih seneng di Demokrat, ya saya ikut (KLB),” kata Ayu kepada wartawan di kawasan Perumahan Citra Land Jalan Sipelem Kota Tegal, Senin (8/3/2021).

Intinya karena dirinya belum ada surat resmi pemecatan Ayu menyampaikan kedatangan ke KLB masih atas nama DPC Partai Demokrat Kabupaten Tegal. ”Kecuali sudah resmi, sudah dipanggil, nyatanya sampai saat ini belum pernah dipanggil secara tertulis harusnya seperti itu,” tandasnya.

Ayu mengaku datang di KLB Medan dari Kabupaten Tegal sendiri. Dari Jawa Tengah yang ikut KLB Medan sekira ada sekitar 16 orang. Saat ditanya keberangkatan ke KLB apa ada iming uang, Ayu mengatakan tidak. Kenapa ikut KLB sekali lagi karena dirinya dipecat. Usai dipecat pun Ayu tidak klarifikasi.

“Saya nggak klarifikasi. Biar saja wong saya sebelumnya kan sudah dipecat secara lisan sama Ketua DPD saya pada 17 Februari 2021. Saya diundang , saya suruh bikin BAP dan saya dipecat langsung, ya saya menerima nggak masalah, tapi kembalikan uang saya,” ungkap Ayu.

Ayu mengungkap ihwal uang sebesar Rp 500 juta merupakan uang pinjam secara pribadi Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Tengah, Rinto Subekti kepada dirinya.

Kronologi Utang

Ayu menceritakan kronologis terkait peminjaman uang sebesar Rp 500 juta. Pinjam secara pribadi pas saya ke Jakarta waktu itu dia Ketua DPD Jawa Tengah menelpon dirinya. “Kebetulan saya punya rumah sakit di Kabupaten Tegal dan kebetulan yang nyalon di Kota Magelang juga ada saham di rumah sakit saya. Akhirnya dia lewat Pak Ketua DPD minjam tadinya Rp 1 miliar tapi jadinya Rp 500 juta,” tutur Ayu.

blank
PRINT OUT – Ayu Palaretin menunjukan bukti print out percakapan what app kepada wartawan. (foto: nino moebi)

Terkait pinjam uang melalui wa Ayu menunjukan sudah di print out dan semua disimpan. Alasan pinjam sebesar Rp 500 juta untuk pemenangan Pilkada Kota Magelang. “Saat itu janji uang akan dikembalikan 10 Januari 2021. Karena saya berfikirnya untuk kebesaran partai saya gak masalah karena saya kenal baik dengan Ketua, saya percaya saja, percaya dengan demokrat seperti itu awalnya,” jelas Ayu.

Sampai 10 Januari 2021 ternyata tidak ada kabar. Ayu berfikir mungkin ketua lagi sibuk dan repot mengurusi Musda. Nanti setelah Musda akan menagih. Akhirnya dia denger berita dari DPC lain yang mencari muka. Awalnya dirinya minta dicek temen-temen yang ada di Karesidenan Pekalongan laporan tentang kondusifitas loyal semua tegak lurus satu ke AHY.

“Perjuangan saya Rp 500 juta tidak ada apa-apanya dibanding omongan Kabupaten lain kan terlalu naif. Harusnya saya ditanya dulu. Kalau ini saya dipanggil suruh buat berita acara, saya bikin apa adanya langsung selesai, Mbak Ayu hari ini saya pecat, gimana coba,” tanya Ayu kepada wartawan.

Lah kenapa Ketua? Tanya Ayu kepada Ketua Rinto Subekti. Menurut Ayu ketua Rinto menyebut punya 9 bukti dan Ayu juga sudah ikut KLB Medan. “Pokoknya hari ini saya PLT,” kata Ayu menirukan Rinto.

“Saat itu saya bilang ya sudah ga papa ketua, masa saya mau ngomong jangan dong jangan, kaya film sandiwara sinetron saja, di PLT ya ga jadi masalah. Begitu ceritanya,” kata Ayu.

Ayu mengungkapkan, dirinya dipecat sebagai ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Tegal pada 17 Februari 2021 lalu. Saat itu, Ayu dipanggil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Tengah Rinto Subekti dan diminta membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terkait keterlibatannya dalam KLB.

Ayu menegaskan tidak memiliki kesalahan apa-apa termasuk keterlibatannya dalam KLB. Menurut dia, tudingan yang disampaikan ketua DPD Partai Demokrat Jateng itu tidak disertai dengan bukti.

“Dia bilangnya saya ikut ini, ikut itu, ikut KLB, lha buktinya mana, gak bisa ngasih bukti. Bilangnya kan ada sembilan bukti, ya mana gak dikasih. Ada lima bukti, lho kok bolak balik kadang lima kadang sembilan, tapi mana buktinya, gak ada, kan aneh,” ujar Ayu.

Saat ditanya berarti praktis mengakui kepimpinan Muldoko hasil KLB Medan? “Mengakui kepemimpinan gimana, ga tau ya, nanti kan keputusannya Kemenkumham ya, kita sekarang belum bisa ngomong. Yang penting saya ada di Demokrat, semoga saja masih ada yang mau menerima saya. Yang kemarin kan sudah katanya ga mau sama aku,” pungkas Ayu.

Nino Moebi