blank

Oleh : Indria Mustika, S.Pd, M.Pd

Di mata guru Tata Busana SMK di Provinsi Jawa Tengah, ada cara tidak biasa yang dilakukan oleh Ny Atikoh Ganjar Pranowo, istri  Gubernur Jawa Tenggah dalam memberikan motivasi  siswa dan para guru.

Juga cara   kreatif Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto dalam mendorong berkembangnya  kreativitas, inovasi dan bahkan terobosan yang dapat dilakukan oleh Jurusan Tata Busana SMK di Provinsi Jawa Tengah.

Cara kreatif itu pula yang dirasakan menjadi inspirasi yang sangat bernilai bagi insan Tata Busana yang ada di 300  lebih SMK di Jawa Tengah yang memiliki Jurusan Tata Busana. Juga sekaligus tantangan yang harus dijawab dengan kesungguhan dan kerja keras.

blank
Ibu Atikoh Ganjar Pranowo dalam Instangram pribadinya pada tanggal 22 Desember 2020 juga mengunggah foto pribadinya dengan mengenakan busana karya SMKN 3 Magelang. “Saya sengaja memilih busana ini di hari yang bersejarah sebagai wujud kebanggaan saya terhadap karya anak bangsa,” tulisnya pada caption foto.

Pertama, Ibu Atikoh Ganjar Pranowo bersedia menjadi Ibunda Jurusan Tata Busana dan sekaligus akan melibatkannya dalam kegiatan Dekranasda dan PKK di semua daerah di Jawa Tengah. Juga akan memberikan ruang bagi  tumbuhnya kreativitas bagi peserta didik SMK di dunia fashion termasuk memfasilitasi kegiatan pelatihan dengan menghadirkan perancang busana tingkat nasional.

Dekranasda Provinsi Jawa Tengah juga akan  memberikan ruang lomba desain khusus SMK sampai dengan arahan untuk menciptakan brand khusus agar mampu dikenal dan diingat masyarakat luas. Ini  adalah pekerjaan rumah yang akan segera ditindaklanjuti bersama.

Apa yang dilakukan oleh  istri Gubernur Jawa Tengah ini menjadi awal sinergitas dan kolaborasi   antara lembaga pendidikan setingkat SMK dengan kegiatan pemberdayaan perempuan ditingkat provinsi. Ini juga bisa menjadi role model bagi provinsi lain dan sekaligus pintu pembuka bagi terjalinnya kerjasama yang kreatif dan saling menguntungkan antara sekolah dan program pemberdayaan perempuan.

blank
Dinjen Pendikan Vokasi Kemendikbud RI, Wikan Sakarinto yang menggunggah gambar pribadinya  saat mengenakan  baju karya SMKN 1 Pekalongan di instagram pribadinya belum lama ini.

Kedua, Direktur Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto yang bersedia meng-endorse hasil karya busana siswa. Bahkan ia bersedia menjadi model pemotretan busana karya siswa dan kemudian menerbitkannya dalam  sebuah katalog. Tujuannya untuk memperkuat spekrum promosi busana karya SMK.

Apresiasi yang diberikan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto  terhadap kesungguhan para guru Tata Busana di Jawa Tengah, ini tentu saja menjadi motivasi dan inspirasi yang sangat berharga.

Tantangan

Peluang langka  yang telah diberikan oleh Ibu Atikoh Ganjar Pranowo dan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto tentu harus disambut dengan optimisme oleh insan tata busana SMK di Jawa Tengah. Dalam kaitan dengan hal tersebut ada beberapa kegiatan yang perlu  diperhatikan;

Pertama; perlu menyusun peta jalan untuk dapat mengeksekusi peluang yang ada dengan memperhatikan kondisi internal maupun eksternal bidang fashion di Jawa Tengah dengan kesungguhan dan kesepakatan bersama.

Kedua; perlu dikembangkan pembelajaran kreatif  untuk memberikan ruang bagi tumbuhnya kreativitas siswa dalam membuat desain busana yang orisinil dengan menggunakan  bahan baku utama hasil kerajinan warga lokal.

Ketiga; karya kreatif siswa perlu mulai dilindungi dengan hak cipta. Ini bukan saja untuk memberikan penghargaan atas sebuah karya tetapi juga sebagai  motivasi untuk terus berkarya.

Keempat; orientasi proses pembelajaran tidak boleh hanya menyiapkan  peserta didik untuk mengisi peluang kerja didunia industri, tetapi juga harus memberikan ruang yang cukup bagi tumbuhnya anak-anak muda yang berani mengambil jalan untuk berusaha mandiri sebagai wirausahawan muda.

Kelima;  dalam penciptaan karya harus menghasilkan desain busana yang beragam dengan paduan warna yang semakin menarik serta mengikuti tren busana saat ini. Karena itu kepekaan terhadap selera konsumen perlu terus diasah. Upaya ini diwujudkan dengan workshop terkait bersama para ahli di bidangnya.

Keenam; sangat efektif  memanfaatkan teaching factory untuk menangkap peluang pasar ini. Dengan demikian teaching factory dapat benar-benar dikelola  bukan saja untuk menumbuhkan kompetensi peserta didik, tetapi lebih dari itu yaitu untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.

Ketujuh; menyelenggarakan even kreatif bukan saja untuk promosi atas hasil karya siswa, tetapi yang terlebih penting melalui even kreatif ini dapat terbangun karakter dan etos kerja yang kuat untuk  pengembangan potensi siswa.

Kedelapan; memperkuat kolaborasi antara sekolah dengan industri serta pemangku kepentingan lain sebagai wujud nyata link and matc.

Motivasi yang diberikan oleh Ibu Atikoh Ganjar Pranowo dan juga Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Wikan Sakarinto  tentu harus ditangkap sebagai peluang besar dalam pengembangan dunia tata busana di Jawa Tengah dengan basis pengembangan  SMK.

Motivasi ini juga diharapkan akan menjadikan SMK sebagai lembaga pendidikan pembuka jalan bagi para peserta didiknya untuk berani memilih jalan menjadi wira usaha mandiri. Ini penting sebab prospek dunia tata busana terbentang luas, beriring jalan  dengan perkembangan masyarakat.

Penulis adalah Ketua MGMP Tata Busana SMK Provinsi Jawa Tengah