blank

Oleh : Dedy Setyawan, S.Pd SD

Pada masa pandemi ini, orang tua memilik peran penting dalam meningkatkan dan menjamin mutu pendidikan putra-putrinya. Sebab pembelajaran jarak jauh  sebagai sebuah tradisi budaya baru, mengharuskan anak belajar di rumah. Salah satu media  yang digunakan adalah hand phone.

Karena itu,  perhatian orang tua sangat dibutuhkan  dalam mendukung anak mengikuti proses belajar mengajar secara mandiri di rumah. Tanpa dukungan orang tua, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tidak akan dapat berjalan efektif.

Peranan paling penting  orang tua pada masa pandemi adalah sebagai motivator bagi anak. Sebab anak sering kali kesulitan  menjaga konsentrasi dan memahami tugas dari guru yang diberikan secara daring. Karena itu  orang tua sebagai  first leader harus selalu hadir dalam mendampingi putra-putrinya agar lebih focus dalam belajar.

blank
Foto ilustrasi

Memang dalam pelaksanaan PJJ berbagai kendalapun muncul.  Diantaranya orang tua tidak mempunyai basic sebagai guru, tidak memahami kurikulum serta pelaksanaan proses pembelajaran  seperti diajarkan oleh guru pada waktu di sekolah. Kalaupun ada jumlahnya relatif kecil.

Padahal salah satu kunci keberhasilan PJJ, adalah keterlibatan orang tua yang harus hadiri juga sebagai pendamping bagi anaknya untuk selalu aktif dalam PJJ. Namun kondisi dilapangan justru sangat terbalik.Hanya sedikit orang tua yang mempunyai peran penting dalam pelaksanaan PJJ.

Penulis sebagai tenaga pendidik merasa sangat khawatir jika kondisi yang demikian  akan terus berlanjut. Bahkan bisa saja akan berdampak pada mental dan psikis siswa jika PJJ berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Berdasarkan pengamatan penulis, dalam pelaksanaan PJJ peran orang dalam mendampingi anaknya dalam belajar hanya sekitar 25 %. Hal ini disebabkan orang tua lebih focus pada tugas mencari nafkah atau tugas menyelesaikan urusan rumah tangga, sehingga sering mengabaikan proses belajar mengajar anak di rumah.

Jika keadaan ini masih terus berlanjut, maka akan terjadi penurunan capaian belajar. Berbanding jika Pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka akan menghasilkan capaian belajar yang lebih baik dibandingkan dengan PJJ.

Guru akan lebih memahami potensi siswanya bila saling berhadapan langsung. Gurupun bisa memberikan solusi terbaik bila ada siswanya yang membutuhkan bantuan. Pelaksanaan PJJ yang lama akan menyebabkan kesenjangan akses dan kualitas pebelajaran, karena anak-anak lebih sering bermain game dibandingkan dengan mengikuti pembelajaran secara daring.

Bermain Game

Dunia anak adalah dunia  bermain. Khususnya anak usia TK dan SD. Mereka cenderung menghabiskan waktunya bermain, biasanya mereka bermain dengan teman-temannya. Dalam situasi pandemi, teman mereka adalah HP.

Jadi jangan heran bila kita menemui anak-anak sekolah lebih banyak memanfaatkan HP untuk bermain, bukan untuk belajar. Karena itu orang tua dan guru harus berkolaborasi untuk meminimalisir atau membatasi mereka untuk bermain dengan Gadget, agar mereka tidak menjadi kecanduan.

Berikan motivasi dan pemahaman bahwa Gadget atau HP bukan hanya untuk bermain tetapi lebih banyak digunakan untuk mencari informasi dan belajar.

Agar anak tidak kecanduan bermain gadget orang tua harus berperan aktif mengawasi dalam penggunaan HP diantaranya batasi waktu penggunaan, memberikan  jadwal, jangan diberi akses penuh, ajarkan anak pentingnya untuk menahan diri. Kuncinya adalah penanaman disiplin anak dan contoh baik dari orang tua dalam menggunakan hand phone dengan memperbanyak  waktu berkumpul dengan keluarga.

Selain sebagai motivator fungsi orang tua adalah sebagai fasilitator dalam membimbing, membina dan mengajarkan proses pembelajaran dalam pelaksaan PJJ di rumah.  Sebab dalam suasana pandemi ini guru tidak mungkin untuk selalu hadir dalam melaksanakan pembelajaran kepada siswa-siswinya. Oleh sebab itu harus terbangun komunikasi antara orang tua dan guru. Orang tua dapat melakukan konsultasi  berbagai persoalan yang muncul dalam proses pembelajaran jarak jauh ini.

Anak belajar di rumah secara daring juga  memiliki implikasi hilangnya kegiatan tambahan yang biasanya didapatkan di sekolah secara fisik. Peran orang tua untuk merangsang kreativitas anak menjadi sangat dibutuhkan guna mencegah kebosanan pada sang buah hati saat di rumah saja. Orang tua bisa melakukan kegiatan tambahan yang kreatif dan positif di sela-sela belajar untuk mempertajam rasa ingin tahu dari anak.

Untuk program-program pembelajaran, seperti ruang guru, dan aplikasi media pembelajaran yang terintegrasi sistem pendidikan, juga harus dijaga agar anak tidak melupakan buku sebagai sumber belajar. Harus diupastikan bahwa anak tetap membaca buku referensi yang diberikan oleh guru.

Sinergitas dan kolaborasi antara orang tua dan guru menjadi salah satu solusi dalam menghadapi darurat pendidikan. Sebab   proses belajar mengajar harus dilakukan dengan menggunakan budaya baru, pembelajaran online yang bagi banyak orang masih terasa asing dalam mengimplementasikan secara bijak dan benar.

Penulis adalah guru SDN 3 Bringin Kecamatan Batealit, Jepara yang dikenal pula sebagai Mbah Dhet.