blank
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali (kiri) menyerahkan izin keramaian dari Polri untuk turnamen pramusim Piala Menpora 2021 kepada Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan di Gedung Kemenpora, Jakarta, Jumat (19-2-2021). Sehari sebelumnya, izin tersebut diberikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo kepada Menpora di Mabes Polri. Antara

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali sulit melupakan detik-detik ketika dia memimpin pertemuan untuk menentukan nasib Liga 1 dan Liga 2 Indonesia 2020 kala pandemi COVID-19 melanda tanah air.

Sekitar 2 jam setelah Zainudin membuka pertandingan pertama Liga 2 Indonesia 2020 Persiba Balikpapan versus Kalteng Putra di Stadion Batakan, Balikpapan, 14 Maret 2020, politikus Partai Golkar tersebut duduk di hadapan orang-orang penting sepak bola Indonesia seperti Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, beberapa anggota Komite Eksekutif PSSI dan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) saat itu Cucu Somantri.

Mereka membicarakan perkara yang sangat pelik yaitu masa depan Liga 1 dan Liga 2 musim 2020 di tengah pandemi COVID-19. Menpora, yang mewakili pemerintah, menilai penyebaran virus SARS-CoV-2 di Tanah Air sudah masuk kategori mengkhawatirkan.

Sebagai catatan, ketika pertemuan terjadi, total ada 96 orang yang menderita COVID-19 sejak dua kasus perdana diumumkan Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 2 Maret.

“Saya mendapatkan telepon dari Menkominfo (Johnny Plate) yang meminta Menpora harus segera membuat keputusan,” ujar Zainudin.

Rembukan pun berlangsung di salah satu ruangan Stadion Batakan. Tidak perlu waktu lama, tanpa tawar-menawar, semua yang hadir dalam rapat termasuk Ketua Umum PSSI sepakat Liga 1 dan Liga 2 Indonesia musim 2020 dihentikan sementara.

Sejak saat itu, kekosongan mewarnai sepak bola profesional Indonesia. Sementara itu, di luar lapangan hijau, jumlah warga dengan COVID-19 terus bertambah.

Kondisi tersebut mau tidak mau mengubah cara hidup masyarakat.

Selalu menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan dan mengurangi pergerakan menjadi hal utama yang wajib dipraktikkan. Pemerintah Indonesia menyebutnya ‘protokol kesehatan’.

Presiden Joko Widodo mengerahkan semua elemen di bawahnya, termasuk Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengawasi penerapan protokol tersebut.

Polri menerjemahkan perintah Presiden dengan mengeluarkan Maklumat Kapolri Mak/2/III/2020 pada bulan Maret 2020.

Dalam maklumat tersebut, Kapolri kala itu Jenderal Polisi Idham Azis memerintahkan untuk menindak semua yang mengadakan atau membuat keramaian selama pandemi.

Dampaknya, liga sepak bola yang awalnya cuma direncanakan berhenti sementara, pada akhirnya benar-benar disetop secara penuh. Liga 1 dan Liga 2 lalu berlanjut ke musim 2021.

Protokol Kesehatan

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengutarakan bahwa pihaknya sampai empat kali mengajukan izin keramaian kepada Polri agar dapat melanjutkan Liga 1 dan 2 musim 2020.

“Ini jalan yang panjang. Pada tanggal 1 Oktober 2020, 1 November 2020, dan 1 Februari 2021. Alhamdulillah, yang keempat, setelah Kapolri berganti (dari Idham Azis kepada Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, red.), akhirnya izin itu bisa dikeluarkan,” kata pria yang biasa disapa Iwan Bule itu.

Sepak bola, pesta rakyat itu, memang dipastikan bergulir kembali setelah Kapolri memberikan izin keramaian kepada Menpora pada hari Kamis (18/2). Akan tetapi, izin tersebut hanya untuk turnamen pramusim yang dinamakan Piala Menpora 2021.

Izin keramaian Liga 1 dan Liga 2 musim 2021 baru akan diberikan Polri jika protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dijalankan dengan baik pada Piala Menpora yang bergulir pada tanggal 20 Maret—25 April 2021.

PSSI dan LIB tentu saja siap dengan pelaksanaan protokol tersebut. Mereka sudah menyusun prosedur itu sejak 2020 dengan mengacu pada protokol dari FIFA, AFC serta regulasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Kementerian Kesehatan Indonesia.

Nantinya, di Piala Menpora, protokol penangkal COVID-19 dimulai sejak pemain, ofisial, dan wasit berada di penginapan. Pagi hari sebelum laga, tepatnya pukul 09.00 WIB, mereka akan menjalani tes usap antigen atau GeNose untuk memastikan kesehatan. Jika positif, langsung diarahkan ke kamar isolasi yang sudah disiapkan.

Dalam perjalanan ke stadion, pemain, ofisial, dan wasit tidak duduk berdempetan di dalam bus. Semua berjarak dan interval waktu kedatangan setiap bus sekitar 10 menit.

Sebelum masuk stadion, pemain, ofisial, dan wasit kembali menjalani pengecekan suhu tubuh dan saturasi oksigen. Kalau suhu di atas 37,5 derajat Celsius dan saturasi di bawah 95 persen, tidak diperbolehkan masuk ke gelanggang.

Ruang ganti pemain serta wasit dalam keadaan steril sejak pagi karena ditutup setelah sterilisasi.

 

Sebelum berlaga, pemeriksaan perlengkapan pemain dilakukan wasit begitu pemain keluar dari ruang ganti. Pada masa normal, pemantauan dilakukan di lorong sebelum masuk ke lapangan.

Tidak ada jabatan tangan selama aktivitas di lapangan, menjaga jarak saat dokumentasi skuat, tidak berbagi botol minuman, tidak meludah sembarangan, tidak berangkulan, dan terlalu dekat saat perayaan gol serta wajib memakai masker bagi pemain cadangan dan ofisial menjadi protokol saat pertandingan.

Ada lagi, setiap bola yang dipakai selalu dibersihkan dengan cairan desinfektan oleh ball boy yang berada di tepi lapangan. Aktivitas seperti itu akan terus dilakukan sampai laga tuntas dan pemain kembali ke penginapan.

Selama laga, total hanya ada 299 orang yang berada di dalam stadion, termasuk dari kalangan media yang turut menjalani tes sebelum masuk ke wilayah pertandingan.

Protokol kesehatan akan menjadi dalang dari hampanya atmosfer stadion sebab para suporter tidak diperkenankan datang ke tempat pertandingan. Mereka pun dilarang mengadakan nonton bareng (nobar) dan membuat kerumunan.

Kebijakan itulah yang sejatinya membuat turnamen sepak bola pada masa pandemi akan terasa sepi, jauh dari keriuhan suporter yang mendukung tim kesayangannya di pinggir lapangan. Tak ada lagi ribuan, bahkan puluhan ribu orang yang melantunkan yel-yel maupun bersorak saat gol tercipta.

Namun, kelompok suporter menyetujui keputusan tersebut demi menekan laju penyebaran COVID-19.

“Dari awal kami sudah oke dengan semua sistem yang dibuat. Kami siap mematuhi segala protokol yang ditetapkan,” tutur Ketua Umum The Jakmania Diky Budi Ramadhan.

Piala Menpora

Sekilas tentang Piala Menpora 2021, turnamen ini diikuti oleh seluruh atau 18 tim Liga 1 musim 2021. Mereka akan dibagi ke dalam empat grup.

Ada empat daerah yang menjadi tuan rumah penyisihan grup, yaitu Bandung, Sleman, Solo, dan Malang.

Dua tim terbaik dari setiap grup akan melangkah ke babak delapan besar, lalu ke semifinal sebelum menyentuh partai puncak. Disediakan pula slot untuk perebutan tempat ketiga.

Keseluruhan ada 48 pertandingan di Piala Menpora 2021. Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita menegaskan bahwa semua pertandingan turnamen pramusim Piala Menpora 2021 ditayangkan secara gratis melalui saluran televisi nonlangganan atau ‘free to air’.

Fasilitas tersebut diberikan agar makin banyak masyarakat yang menyaksikan Piala Menpora 2021 dari tempat tinggal masing-masing.

Selain melalui jaringan televisi konvensional, kata Akhmad Hadian, Piala Menpora 2021 dapat pula disaksikan via televisi digital atau satelit (direct to home/DTH) serta media berbasis internet, yaitu internet protocol television (IPTV) serta over the top (OTT).

Akan tetapi, khusus untuk platform-platfrom DTH, IPTV, dan OTT nanti dikenai bayaran oleh penyedia layanan.

Piala Menpora 2021 pada akhirnya menjadi penyegar di tengah keringnya aktivitas olahraga profesional di Indonesia saat pandemi COVID-19.

Andai turnamen itu berjalan sesuai dengan rencana, bukan hanya Liga 1 dan Liga 2, sangat mungkin kompetisi-kompetisi olahraga lain juga kembali bermunculan di Tanah Air.

Semoga.

Ant/Muha