blank
Tim Satgas PON Sulsel rapat koordinasi rencana pelaksanaan tes atlet untuk menghadapi PON XX 2021 di Papua. Antara

MAKASSAR (SUARABARU.ID) – Satuan Tugas (Satgas) PON Sulsel akan melaksanakan tes atlet pada 9 hingga 11 Maret 2021 sebagai bagian persiapan sekaligus menjaga peluang meraih medali di PON XX/2021 Papua.

Prof Andi Ihsan dari Bidang Prestasi dan Monev Satgas PON Sulsel dalam keterangannya di Makassar, Selasa, mengatakan, beberapa item tes yang akan dilaksanakan di KONI Sulsel itu mencakup “Harvard test” yang fokus memantau kesehatan dan daya tahan para atlet.

Tes ini akan menjadi indikator terdegradasi dan tidaknya seorang atlet. Juga dilaksanakan “explosive power test” yang mencakup tes vertikal dan tes horizontal.

Juga dilaksanakan tes fleksibilitas yang diharapkan membantu para pelatih memilih tes apa yang cocok disesuaikan dengan karakteristik cabang olahraga masing-masing.

Selain itu juga diberikan tes reaksi yang mencakup reaksi kaki dan reaksi tangan. Cabang-cabang olahraga bisa memilih salah satu tes jenis tes ini sesuai dengan karakteristik cabang olahraga dan boleh juga kedua-duanya.

Menurut Andi Ihsan, tes lain adalah tes kelincahan, yang mencakup satu model, yakni berupa “shutle run”. Jenis lainnya adalah tes koordinasi yang mencakup “hand coordination” (koordinasi tangan) dan “foot coordination” (koordinasi kaki).

Jenis tes terakhir adalah jenis tes yang bisa mewakili tes daya tahan pada umumnya.

“Dengan tes-tes ini kita harapkan tidak ada lagi atlet yang terdegradasi, tetapin sudah menunjukkan hasil yang maksimal menghadapi PON XX/2021 Papua,” kata Prof Ihsan.

Setelah tes bulan Maret ini, Satgas PON Sulsel masih akan melaksanakan tes berikutnya pada bulan Juni yang mencakup psikotes untuk mendeteksi aspek psikis dan berkaitan dengan kejiwaan para atlet.

Tes ini akan ditangani oleh tiga tenaga psikologi olahraga yang sudah mengantongi sertifikat. Sebab, kata Ihsan,70-80 persen pengaruh kondisi psikis ikut menentukan keberhasilan dan prestasi seorang atlet.

Parameter psikotes ini berkaitan dengan ketangguhann mental yang harus muncul pada awal latihan, bukan pada menjelang pertandingan.

Juga, aspek kecemasan yang biasanya banyak dihadapi para atlet. Apalagi dengan dengan kemungkinan sejumlah tantangan nonteknis yang dihadapi di Papua. Jenis psikotes yang terakhir adalah motivasi yang dapat bersifat intrinsik dan ekstrinsik.

Ant/Muha