blank
Sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi ikon utama bagi Partai Demokrat. Foto : SB/dok

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Tengah Kholik Idris menyebut tudingan segelintir orang bahwa pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadikan partai politik ini sebagai partai keluarga, menjadi isu usang yang berulang-ulang dimunculkan demi merusak citranya di mata publik.

“Tuduhan usang itu kini kembali dimunculkan oleh orang-orang yang terdeteksi berusaha mendongkel kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan cara-cara inkonstitusional,” tegasnya, Selasa (23/2).

Upaya demikian, sambung dia, hanya menjadi dalih yang ‘menyesatkan’. Karena berdasarkan fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri siapapun, bahwa sampai kapanpun Partai Demokrat tidak bisa dipisahkan dengan sosok SBY.

“SBY adalah sosok pendiri, pembina dan ikon (tokoh) paling sentral yang secara langsung memiliki peran terbesar dalam membesarkan Partai Demokrat sehingga tetap bisa eksis sampai sekarang,” ujar anggota Komisi A DPRD Jawa Tengah itu.

Menurut politisi asal Wonosobo tersebut, karena ketokohan SBY, Partai Demokrat masih tetap kuat, eksis dan diperhitungkan dalam kancah perpolitikan nasional hingga saat ini.

“Seluruh kader Partai Demokrat di pusat hingga di daerah-daerah merasa sangat menghargai serta berhutang budi atas jasa besar yang telah ditanamkan SBY dalam mendirikan dan membesarkan partai Politik Demokrat,” tegas dia.

Tanpa peran SBY Partai Demokrat diprediksi sangat sulit bisa eksis bertahan hingga sekarang. Karena itu Partai Demokrat identik dengan SBY, sehingga tidak bisa dipisahkan sampai kapapun juga.

Tokoh Sentral

blank
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Provinsi Jawa Tengah, Kholik Idris. Foto : SB/dok

“SBY disamping sebagai tokoh sentral Demokrat, keberadaannya adalah sebagai negarawan dan tokoh bangsa, yang terpilih dalam Pilpres langsung pertama kali yang digelar di republik ini sebagai Presiden RI selama dua periode. Hal ini membuktikan bahwa SBY sangat dicintai oleh mayoritas rakyat Indonesia,” tuturnya.

Ditambahkan Kholik, posisi SBY membuat Partai Demokrat menjadi sangat diuntungkan sehingga pernah tampil menjadi pemenang Pemilu pada tahun 2009. Inilah istimewanya SBY, terutama dihadapan seluruh kader Partai Demokrat.

“Upaya memisahkan SBY dengan Partai Demokrat patut dicurigai dan diwaspadai serta sekaligus ditolak bersama karena dapat berimplikasi bagi melemahnya kekuatan politik di masa depan,” paparnya.

Tanpa SBY, sambung Kholik, maka Partai Demokrat menjadi sangat mudah dilemahkan dan dipecah belah oleh kekuatan eksternal. SBY adalah Bapak, sesepuh, pengayom, perekat dan pemersatu seluruh Kader Partai Demokrat.

“Jika SBY bisa dipisahkan dengan Partai Demokrat, maka kekuatan politik ini akan sangat mudah dipecahbelah, dikerdilkan dan dihancurkan sehingga tidak akan memiliki pengaruh dan kekuatan signifikan dalam konteks perpolitikan nasional di masa depan,” katanya.

Menurut Kholik Idris, upaya memisahkan SBY dan Demokrat adalah skenario sistematis agar lebih mudah melemahkan dan memecah belah Partai sehingga harus diwaspadai dan dilawan bersama.

“Karena itu, bersatunya SBY dan Partai Demokrat harus terus dijaga dan dipertahankan bersama. Karena kondisi tersebut yang membuat kekuatan politik ini terus solid, disegani, kuat dan diperhitungkan dalam konteks perpolitikan nasional saat ini maupun di masa depan,” pungkasnya.

Muharno Zarka