blank

SEMARANG– Keadaan banjir yg mengepung wilayah Kota Semarang telah menjadi tranding topic nasional. Hujan deras yang diawali selama lebih dari 12 jam di hari Sabtu (6/2/2021) mengakibatkan banjir di sebagian besar wilayah sehingga tak dapat dihindari banyak masyarakat yang terdampak pada kegiatan sehari-harinya.

Banjir yang mengagetkan ini rupaya dilihat sebagai sebuah peluang bagi Jamaah Dzikir Assamawat Almaliki yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga.

Meskipun mereka setiap hari disibukkan oleh kegiatan mengurus segala tugas di dalam rumah & bekerja di luar rumah, namun mereka memiliki semangat berbagi yang luar biasa.

Kajian agama yang dilakukan bertempat di rumah-rumah & ada kalanya menggunakan ruang senam di Sanggar Tiara Sakti Jl.Woltermonginsidi atau di gedung LPK Graha Wisata di JL.KH.Ahmad Dahlan ini tak hanya belajar konsep-konsep agama secara lisan namun juga dalam tindakan berupa pengabdian pada masyarakat seperti saat banjir di wilayah Kota Semarang.

Bekerjasama dengan UKM FOKMI USM, SAR FKAM, SiJum, Lazis & ACT, para ibu ini setiap hari menyiapkan logistik di dapur umum berupa makanan & obat-obatan hingga 800 paket.

blankTak hanya itu, para anggota jamaah assamawat juga turun langsung di lokasi banjir di Sayung, Kaligawe, Genuk, Trimulyo dan wilayah lain menggunakan perahu karet dan turut serta mendistribusikan bantuan secara langsung.

Kegiatan rutin majlis Assamawat adalah kajian agama seminggu sekali di beberapa titik (seperti di Ngaglik, Woltermonginsidi, Candisari, Ngaliyan, Randusari) santunan anak yatim & dhuafa’ setiap 3 bulan sekali, bakti sosial dengan terapi pengobatan nabawi berupa bekam dll serta turut serta dalam kegiatan WMG (Warung Makan Gratis) yang setiap siang bertempat di teras Masjid Panut/Madyo Mangun Karso di jalan Woltermonginsidi.

Syaikh KH Sa’adih Al-Batawi adalah Pimpinan Majelis Dzikir As-Samawat. Beliau Ulama Ahlusunnah Wal Jamaah yang sangat dekat dengan yatim, fakir miskin, sedikit tidur dan banyak lapar.

Harta, tenaga, pikiran dan seluruh waktunya dihabiskan untuk mengajarkan ajaran Rasulullah SAW, tidak hanya melalui ajaran tapi melalui praktik nyata pada masyarakat.

Dalam metodologi pengenalan ajaran tasawuf yang disebutnya sebagai tasawuf intelektual dengan sangat menarik beliau membimbing seluruh murid-muridnya.

Media khalwat beliau kenalkan dengan mempersiapkan tempat khusus seluas 25 hektar di pesisir pantai Desa Kohod, Tanjung Burung-Tangerang.

Oleh sebab itu melalui pembinaan yang dilakukan oleh Coach Bambang Nugroho seorang behavior therapis & Ust. Muhammad Amin seorang motivator anggota jamaah ini semakin berkembang pesat dari berbagai daerah di Kota Semarang & sekitarnya karena menggabungkan metodologi ilmiyah & ajaran Agama.

Nafas da’wah juga dikembangkan dengan cara yang kekinian yaitu dengan memanfaatkan berbagai multimedia seperti melalui live istagram sehingga merambah pada remaja yang turut bergabung di jamaah assamawat.

Kebanyakan remaja yang berstatus sebagai mahasiswa ini merasa ngaji juga bisa membuat hidup mereka berubah secara progresif. Bukan hanya ibadah untuk meningkatkan keimanan pribadi namun juga melakukan usaha agar hidup semakin produktif & bermanfaat bagi hidup orang lain.

Saiful Hadi-USM