blank
Patung kera menyambut kedatangan wisatawan yang akan berkunjung ke Objek Wisata Gua Kreo. Foto: lulu afidatul

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Objek Wisata Gua Kreo merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak digemari warga Semarang dan sekitarnya. Disuguhi pemandangan alam waduk yang indah dan juga lokasi yang masih sangat asri, ditambah sekitar 500 ekor kera liar yang berada di area itu, membuat tempat wisata ini menjadi salah satu incaran keluarga sebagai tempat berlibur.

Meski kera yang ada dilepasliarkan, mereka tidak akan menyakiti pengunjung, karena sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia.

Objek wisata yang konon pernah menjadi tempat bertapa Sunan Kalijaga ini, juga menyediakan berbagai wahana permainan yang sudah modern. Hanya dengan merogoh kocek Rp 6.000, pengunjung sudah dapat menikmati semua fasilitas yang ada.

Jika ingin berkunjung, jangan lupa untuk membeli makanan terlebih dahulu di kantin yang sudah disediakan, sebelum menuju ke tempat wisata itu. Karena di sepanjang perjalanan, akan ada banyak kera yang menunggu untuk diberi makanan. Tapi jika membawa makanan, jangan terlalu mencolok. Karena kera sudah tahu itu, dan pasti makanan itu akan direbut jika terlihat.

BACA JUGA: ‘Persahabatan Bagai Kepompong’ Kisah Perundungan terhadap Remaja

blank
Seekor kera berjalan santai di Jembatan Gua Kreo, tanpa takut berdekatan dengan pengunjung. Foto: lulu afidatul

Salah seorang pengunjung yang sempat ditemui menyebutkan, Objek Wisata Gua Kreo cocok sebagai tempat wisata keluarga. Selain karena tempatnya bagus, keberadaan kera-kera liar menambah suasana semakin menarik, terutama bagi anak-anak.

”Saya ke sini karena anak saya yang ngajak. Katanya pengin lihat monyet. Dan karena Gua Kreo dekat, ya saya turuti saja,” kata seorang ibu bernama Nining, warga Pedurungan, Semarang.

Sementara itu, terkait dengan pandemi covid-19, tidak dipungkiri membuat Gua Kreo sepi pengunjung. Namun itu tidak mematahkan semangat para paetugas jaga yang ada. Penjaja makanan pun tetap semangat, walaupun pendapatan mereka menurun.

”Ya mau gimana, wong memang ini konsekuensinya karena pandemi. Tapi tidak apa-apa, disyukuri saja. Setidaknya saya masih ada pemasukan,” jelas Ocha, salah seorang penjual makanan.

Lulu Afidatul-Riyan