blank
Pengunjung menikmati suasana pemandangan Gunung Merapi di Kalitalang, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (24/12/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (23/12/2020) untuk laju deformasi Gunung Merapi dari EDM Babadan sebesar 10 centimeter per hari ,dalam tiga hari dengan kegempaan guguran sebanyak 44, fase banyak 265, vulkanik dangkal 56, tetonik satu dan hembusan 65. Antara

YOGYAKARTA (SUARABARU.ID) – Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (10/2), mengeluarkan lima kali guguran lava pijar sejauh 1 kilometer (Km) ke arah barat daya, Kali Krasak dan Boyong pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.

“Teramati guguran lava pijar lima kali dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke barat daya,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu (10/2).

Selama periode pengamatan itu, Merapi juga mengalami 44 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-40 mm selama 11-93 detik, serta delapan kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-24 mm selama 4-7 detik.

Asap kawah tidak teramati keluar dari puncak kawah Merapi selama pengamatan.

Cuaca di gunung itu cerah berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dengan suhu udara 13-20 derajat Celsius, kelembaban udara 68-98 persen dan tekanan udara 569-686 mmHg, serta volume curah hujan 28 mm per hari.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Merapi diperkirakan berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Apabila terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga km dari puncak gunung.

Ant-Claudia