blank
Dengan menggunakan kendaraan bak terbuka dan truk, 127 pengungsi Merapi asal Dusun Babadan II, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang secara mandiri pulang ke kampungnya. Foto: Yon

MAGELANG (SUARABARU.ID)-    Sebanyak 127 pengungsi  Merapi dari Dusun Babadan II, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, kembali pulang ke rumahnya.

Mereka meninggalkan  Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang yang ditempati hampir tiga bulan lalu,  yakni sejak 6 November lalu.

Ke-127 pengungsi tersebut tidak mengindahkan anjuran Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen untuk bertahan di pengungsian yang  berkunjung ke TEA Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Kamis (28/1) lalu.

Dengan menggunakan delapan unit mobil bak terbuka, para pengungsi tersebut pulang ke dusunnya yang berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak Merapi, Minggu (31/1) sekitar pukul 08.00 WIB.

Selain merasa jenuh di pengungsian, alasan lain mereka memilih kembali ke rumahnya tersebut, karena Dusun Babadan II yang selama ini ditempati, dirasakan sudah aman dari ancaman bahaya erupsi Merapi,

“Warga mempunyai patokan, karena saat ini Dusun Babadan II sudah tidak termasuk  daerah yang direkomendasikan oleh BPPTKG sebagai daerah rawan bencana Merapi,” kata Koordinator pengungsi Babadan II, Teimuri Suchini.

Suchini mengatakan, saat ini rekomendasi dari BPPTKG menyebutkan, daerah rawan bencana erupsi Merapi yakni  ke  arah selatan dan barat daya. Sedangkan, Dusun Paten  berada di sisi barat laut.

Meskipun demikian, warga menyatakan siap  bila diminta oleh pemerintah untuk mengungsi kembali, jika arah ancaman erupsi Merapi menuju arah barat laut. Ia menambahkan, dalam kepulangan tersebut pihaknya tidak melibatkan Pemerintah Desa Mertoyudan dan Pemerintah Desa Paten serta relawan.

“Karena tidak melibatkan pemerintah dan relawan, kami secara mandiri dan memakai kendaraan pribadi dan tidak melibatkan dari relawan,” katanya.

Suchini mengatakan, pihaknya juga tidak menerima bantuan kendaraan pengangkut dari pihak lain, karena situasi  penyebaran  covid-19 masih tinggi. Dan, dirinya juga khawatir bila menggunakan mobil dari luar bisa menularkan ke warga yang kondisinya sehat semua.

Ia menjelaskan, warga Dusun Babadan II mengungsi ke TEA Desa Mertoyudan sejak 6 November lalu. Dan pada 1 Januari lalu sempat pulang ke rumahnya masing-masing.

Setelah satu minggu berada di rumah, para penduduk setempat diminta oleh Pemerintah Kabupaten Magelang untuk kembali mengungsi ke TEA Desa Mertoyudan pada 7 Januari. Adapun alasannya, pada awal Januari Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas vulkaniknya.

Yon-wied