blank
Warga bersama polisi dan TNI memasang karung berisi tanah untuk mengantisipasi bertambahnya jebolan. Foto : hana eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Tanggul kiri Bendung Klambu di Desa Bugel dan Klampok Kecamatan Godong jebol, Minggu dinihari (31/1/2021) sekitar pukul 02.15.

Hingga sore tadi, warga sekitar tanggul yang jebol melakukan pengamanan dengan memasang karung pasir di sekitar tanggul yang jebol, untuk menahan air.

Jebolnya tanggul Bendung Klambu Kiri, bermula dari meluapnya Sungai Sente  di wilayah desa Jangkungharjo, Kecamatan Brati.

Aliran air yang dreras itu mengalir hingga ke Desa Menduran di dua titik. Hingga masuk ke saluran irigasi Klambu Kiri di Desa Klampok dan Bugel, Kecamatan Godong yang juga mengarah ke satu titik di Desa Wandankemiri, Kecamatan Klambu.

blank
Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan, Masrichan (pakaian oranye) saat meninjau langsung tanggul Klambu Kiri yang jebol di Desa Klampok, Kecamatan Godong. foto : hana eswe.

“Sejak tanggal 30 Januari pukul 05.30 WIB terjadi limpasan di tanggul sepanjang kurang lebih 100 meter. Akibat aliran limpasan cukup deras pada pukul 16.00 WIB, tanggul mulai tergerus dengan lebar kurang lebih 2 meter, panjang 2 meter dengan kedalaman antara 50 sampai dengan 60 sentimeter,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyaningsih melalui Kasi Kedaruratan Masrichan.

Pihaknya menjelaskan, dampak jebolnya tanggul Klambu Kiri juga mengakibatkan turunnya elevasi air. Dengan demikian membuat areal persawahan warga di wilayah Kecamatan Godong, Brati dan Klambu sudah mulai terlihat, karena air yang mulai surut.

“Sementara air di persawahan surut, tetapi arus air yang berasal dari tanggul kiri Klambu ini berdampak pada luapan sungai di wilayah Demak,” tambahnya.

Berkaitan dengan jebolnya tanggul ini, kata Masrichan, OPD teknis yaitu BBWS Pemali Juana, Balai SDA Seluna, dibantu TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat melakukan penguatan tanggul.  “Hingga saat ini elevasi Sungai Lusi terus menurun. Hal ini juga berdampak pada banjir yang sebelumnya menggenangi beberapa wilayah, berangsur-angsur surut,” kata Masrichan.

Hana Eswe-wied.