blank
Rumah  milik Daryanto warga Dusun Gedawung 1  RT 02 RW07. Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, jebol dibagian tembok belakang rumahnya setelah  tertimpa longsoran tanah . Foto: Dok. BPBD Temanggung/ Yon

TEMANGGUNG(SUARABARU.ID) – Bencana tanah longsor mendominasi di Kabupaten Temanggung selama tahun 2020 lalu. Terdapat 117 kejadian tanah longsor dengan kerugian mencapai Rp1,3 miliar

“Dari 291 bencana alam yang terjadi di Temanggung selama  tahun 2020 lalu, terjadi tanah longsor sebanyak 117 kejadian,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Temanggung,  Dwi Sukarmei.

blank
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Temanggung, Dwi Sukarmei.Foto; suarabaru.id/ Yon

Dwi mengatakan,  selain itu  bencana angin ribut 59 kejadian dengan kerugian Rp655 juta, lalu bencana kebakaran sebanyak 28 kejadian dengan kerugian sekitar Rp9 50 juta. Dan, bencana banjir 15 kejadian dengan total perkiraan kerugian mencapai Rp 277 juta
Menurutnya, meskipun tidak ada korban jiwa manusia dalam bencana alam yang terjadi di wilayah Temanggung tersebut, tetap total kerugian material mencapai Rp 2,5 miliar.

Menurutnya,pihaknya sudah memaksimalkan dana penanggulangan bencana yang ada untuk membantu korban dampak bencana. Selain itu, bantuan tambahan dari provinsi dan BNPB  juga telah  dimaksimalkan untuk menangani kebencanaan yang ada.

Ia menambahkan, selama satu tahun kemarin pihaknya  juga telah melaksanakan kegiatan fisik akibat bencana tanah longsor sebanyak 15 titik. Meliputi rumah hingga saluran irigasi dari dana rehab rekon BPBD.

“Selain itu, ada juga bantuan korban bencana, pembangunan fisik bangunan rusak, hingga pelatihan kebencanaan kepada desa,” imbuhnya,

Di tahun 2021 ini, pihaknya sudah mengalokasikan beberapa dana untuk penanganan kebencanaan. Meliputi rehab rekon Rp1,3 miliar,  pengadaan air bersih untuk  menanggulangi kekeringan  sebesar Rp113 juta, kesiapsiagaan Rp519 juta,  logistik bahan bangunan Rp150 juta, dan logistik kerja bakti Rp49 juta.

Yon-wied