blank
Tim RSUD dr Soedjati Purwodadi saat melakukan penyuntikan vaksin pada Bupati Grobogan, Sri Sumarni. Foto : hana eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Hipertensi atau tekanan darah tinggi membuat Bupati Grobogan, Sri Sumarni tak bisa melakukan vaksinasi bersama jajaran Forkopimda Grobogan, Senin (25/1/2021) siang. Setelah akhirnya berusaha agar tekanan darah stabil, Sri Sumarni akhirnya diberikan suntikan vaksin pada malam hari di tanggal yang sama.

Pelaksanaan vaksinasi dilakukan Prastuti, yang merupakan tim vaksinator RSUD dr Soedjati Purwodadi. Dikatakan Prastuti, Bupati disuntik vaksin pada malam hari setelah tekanan darah turun.

“Tadi siang di rumah sakit, Ibu Bupati diperiksa tekanan darahnya 230 mmHg. Sempat diulang menjadi 220 mmHg. Dan terakhir turun 190 mmHg. Sore tadi, tekanan darah sudah turun 139 mmHg per 87. Menurunnya tekanan darah tersebut setelah Ibu Bupati istirahat sejenak usai mengikuti serangkaian kegiatan,” ujar Prastuti, setelah melaksanakan penyuntikan vaksin di Rumdin Bupati.

Seperti Digigit Nyamuk<

blank
Usai divaksin, Sri Sumarni didampingi tim vaksinasi dan ketua harian Satgas Covid-19, Endang Sulistyaningsih, berfoto bersama. Foto : hana eswe.

Sementara itu, Sri Sumarni mengakui sempat grogi saat berada pada saat pencanangan Vaksinasi Covid-19 di RSUD dr Soedjati Purwodadi. Saat hendak disuntik, dirinya diperiksa oleh tim yang menangani. Namun, tekanan darah yang tinggi membuatnya ia batal disuntik vaksin untuk kali pertama.

“Mungkin karena tadi di rumah sakit banyak orang. Saya juga ingat dengan ada dokter RSUD dr Soedjati yang meninggal. Dan itu yang mungkin membuat saya pikiran dan tensi darah menjadi tinggi. Saya kaget bisa setinggi ini, karena belum pernah tekanan darah tinggi. Ya mungkin karena tegang itu tadi,” jelas Sri Sumarni.

Usai disuntik, Sri Sumarni mengatakan ada rasa seperti digigit nyamuk dan tidak sakit. Pihaknya mengimbau kepada warga masyarakat Kabupaten Grobogan agar tidak takut saat mendapat giliran untuk divaksin.

“Tidak usah takut jika mendapat giliran untuk divaksin. Rasanya hanya seperti digigit semut,” tutupnya.

Hana Eswe