blank
Kantor PDAM Tirta Moedal Kota Semarang Jl Kelud Raya No. 60 Kelurahan Petompon, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Foto : Absa

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Banyak warga Kota Semarang menjerit, akibat tagihan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal yang membengkak secara luar biasa,di tengah pandemi seperti sekarang.

Sebab, banyak pelanggan kaget saat akan membayar tagihannya di bulan Januari 2021 ini. Karena tarif yang biasanya dibayar pelanggan, rata-rata naik hingga 400 persen bahkan lebih.

Selain itu, saat pelanggan mengajukan komplain, terkesan tidak ditanggapi dengan serius, malah seakan-akan pelanggan disalahkan, dianggap yang tidak beres adalah meteran airnya atau ada kebocoran pipa setelah meteran sehingga pelanggan dianggap tidak tahu jika airnya ngocor tidak digunakan.

blank
Ahmad Soegito, salah satu pelanggan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang yang tinggal Jalan Banowati Selatan Kelurahan Bulu Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang memberikan keterangan kepada awak media. Foto: ist

“Saya sudah melakukan pengaduan di kantor PDAM hari Selasa tanggal 19 Januari 2021, Jalan dr Cipto Semarang dan ditemui oleh Pak Heri dari bagian pengaduan. Saat itu Bapak Heri menyampaikan, bahwa pengaduan tersebut akan diteruskan ke atasannya,” jelas Ahmad Soegito warga Jalan Banowati Selatan, Bulu Lor, Kecamatan Semarang Utara, salah satu warga yang tagihan PDAM-nya melonjak luar biasa.

Padahal menurut Soegito, tiap bulannya tagihan PDAM hanya bayar dikisaran Rp 50 ribu – Rp 60 ribu saja, dengan kubikasi di kisaran 10-20 kubik.

“Ini tidak masuk akal mas tagihannya, masak habisnya sampai 100 kubik dengan tagihan sebesar Rp 470 ribu. Padahal di rumah kami itu keluarga kecil, dengan dua anak. Tidak ada yang lain. Masak pemakaiannya sebegitu besarnya. Terus ngitungnya bagaimana PDAM itu?” kata Soegito mempertanyakan.

Hal yang sama juga dialami Zamroni, warga Kebonharjo Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara. Dirinya mengeluh terkait biaya tagihan bulan Januari 2021, karena sebelumnya hanya bayar tagihan tidak lebih dari Rp.50 ribu. “Tapi anehnya, saat mau bayar bulan ini kok saya harus bayar hampir Rp 300 Ribu,” katanya mengeluh kepada awak media .

Pelanggan lain juga mengeluhkan hal yang sama. Adalah Waluyo, pelanggan warga Banowati mengatakan, dirinya biasa bayar antara Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu. Tapi saat mau bayar, tagihannya membengkak menjadi Rp 600 ribu.

“Biasanya saya bayar satu bulan Rp 75 ribu sampai Rp 80 ribu, tapi sekarang tagihannya kok jadi Rp 600 ribu,” katanya gundah.

Estimasi Pencatatan

blank
Joko Purwanto, Humas PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, saat memberikan keterangan kepada awak media di Ruang Pengaduan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang Jalan Kelud Raya Semarang.  Foto: Absa

Tagihan yang demikian gila-gilaan pembengkakannya, yang dialami oleh banyak pelanggan, menurut  Joko Purwanto, Humas PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, mungkin banyak faktor yang mempengaruhi. Tidak serta merta bisa menyimpulkan. Hanya kesimpulan normatif yang bisa disampaikan.

“Bisa jadi mungkin faktor kebocoran pipa setelah meter air. Jadi pembacaan itu bisa melonjak, karena pelanggan tidak mengetahui. Ada juga faktor lain, pada bulan April hingga Juni 2020 lalu, karena Covid tidak melakukan pembacaan meter secara langsung ke pelanggan. Setelah kondisi tersebut, ngerti selama 3 bulan itu kita estimasi,” jelas Joko Purwanto di kantornya Jalan Kelud Raya 60 Semarang, Jumat (22/1/2021).

Disampaikan juga oleh Joko Purwanto, bahwa pihaknya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak terlalu lugas atau kaku dalam memberikan kebijakan, oleh sebab itu, salah satu solusi yang diberikan kepada pelanggan yang membengkak tagihannya adalah dengan menunggu hasil pengecekkan lapangan, yang akan dilakukan oleh petugas PDAM Tirta Moedal Kota Semarang.

“Ya pelanggan nanti menunggu hasil pengecekan. Pembayaran setelah ada hasil,” tandas Joko Purwanto

Absa-wied