blank
Aparat kepolisian Polsek Wadaslintang tengah menunjukkan mayat terapung di air. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki tanpa identitas apapun ditemukan mengapung di Kedung Tumbu di perairan Waduk Wadaslintang Wonosobo, Sabtu (16/1), sekitar pukul 00.30 WIB.

Mayat kali pertama ditemukan Khamdi Wibowo (41) dan Suyono (41) warga Dusun Paras Wadaslintang ketika tengah mencari ikan di Kedung Tumbu yang masuk wilayah Dusun Sawit Kelurahan Wadaslintang.

Kapolsek Wadaslintang AKP Waryanto, Sabtu (16/1) pagi ini, melaporkan mayat tanpa identitas tersebut punya ciri postur tinggi besar dan berambut pendek. Diperkirakan mayat mengapung di air sudah 4 hari lalu karena telah mengeluarkan bahu busuk.

“Setelah menemukan mayat mengapung, kedua warga berusaha mengikat dengan tali di pohon pisang di pinggir waduk. Keduanya lalu melaporkan kejadian yang baru ditemui pada aparat Polsek Wadaslintang,” terangnya.

Dikira Kambing

blank
Aparat kepolisian Polsek Wadaslintang Wonosobo dibantu warga mengevakuasi mayat yang terapung di air. Foto : SB/Muharno Zarka

Semula kedua saksi, Khamdi Wibowo dan Suyono, dari kejauhan mengira sosok mayat tersebut merupakan bangkai kambing. Tapi setelah diamati dari dekat, ternyata sesosok mayat manusia. Keduanya pun kaget dan berusaha menarik ke pinggiran waduk.

“Setelah tahu jika merupakan mayat manusia, kedua saksi lalu berusaha menyeret mayat tersebut ke pinggir atau tepian waduk. Mayat ditali kemudian dikaitkan dengan pohon pisang agar tidak mengambang ke tengah waduk,” kisahnya.

Menurut AKP Waryanto, setelah mendapat laporan warga, aparat kepolisian Polsek Wadaslintang segera mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan proses evakuasi. Evakuasi dilakukan anggota Polri bersama warga setempat.

“Selama sepekan ini tidak ada warga yang melaporkan kehilangan anggota keluarga. Jika ada warga yang merasa ada yang kehilangan keluarganya dimohon untuk segera melaporkan ke aparat kepolisian di Polsek Wadaslintang. Mayat kini tengah dioutopsi tim medis,” pintanya.

Muharno Zarka