blank
Diskusi terbatas bertema "Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan" di Panti Marhaen Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo terpilih Afif Nurhidayat mengatakan keberadaan pedagang kali lima (PKL) sangat penting karena bisa ikut membantu pertumbuhan ekonomi daerah. Jumlah PKL yang ada ternyata juga cukup banyak.

“Sebagai pelaku ekonomi kerakyatan, teman-teman PKL ini ternyata cukup kreatif, tangguh, gigih dan sabar dalam menghadapi segala situasi. Di tengah situasi pandemi global Covid-19, mereka berusaha terus bertahan,” katanya.

Mantan Ketua DPRD Wonosobo itu, mengatakan hal itu ketika berbicara dalam acara Diskusi Sangat Terbatas “Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan” yang digelar Kaukus Pemberdayaan Ekonomi dan DPC PDI Perjuangan di Panti Marhaen, Sabtu (26/1).

Selain Afif, dalam diskusi tersebut, turut juga berbicara Idham Cholid (penasehat Kompak), Elvan Kaukab (ekonom Unsiq) dan Tarjo (Kepala Bappeda Wonosobo) Diskusi dipandu Ibnu Ngakil (aktifis GMPK).

Menurut Afif, pemerintah ke depan harus siap melayani masyarakat. Wonosobo punya potensi yang luar biasa di bidang UMKM, pertanian, pariwisata dan kuliner. Potensi tersebut harus digali bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam memajukan daerah. Butuh keterlibatan semua pihak. Termasuk para pelaku ekonomi kerakyatan. Pemerintah, siap memfasilitasi pelaku UMKM, agar terus berkembang,” ujarnya.

Perdayakan PKL

blank
Pembina Kompak Idham Cholid ketika berbicara di hadapan peserta. Foto : SB/Muharno Zarka

Sementara itu, Pembina Kompak Wonosobo Idham Cholid meminta pedagang kecil harus diberdayakan dengan pemihakan yang jelas dan tegas. Sudah tidak saatnya lagi pemerintah tampil sebagai motivator yang hanya menyemangati mereka.

“Sekali lagi, stop menjadi motivator. Tugas pemerintah adalah menjadi eksekutor. Maka rumuskan kebijakan yang berpihak, kemudian eksekusi kebijakan itu secara detail dan tuntas!
Bisakah hal itu diwujudkan, kenapa tidak?,” tegasnya.

Idham mencontohkan apa yang pernah dilakukan Jokowi saat menjadi Walikota.
Peristiwa itu sudah lama, tepatnya 2006 yang lalu. Saat itu Walikota Jokowi merelokasi para pedagang kecil dari daerah Banjarsari ke daerah Semanggi (Selir, Solo).

“Dari Banjarsari yang kumuh dan sewaktu-waktu bisa digusur, dipindahkan ke tempat baru yang elok, menjadi Pasar Klithikan Notoharjo. Sesuai namanya, Notoharjo, kini para pedagang kecil itu benar-benar tertata,” ucapnya.

Menurutnya, mereka tidak saja ditata tempat usahanya, tapi derajat hidup mereka juga menjadi lebih baik lagi. Dari pedagang kecil, sekarang sudah banyak yang menjadi saudagar kaya. Itulah keberpihakan yang membawa manfaat bagi pedagang kecil.

“Jadi, sekali lagi, harus dengan kebijakan yang berpihak. Selama ini pemerintah bukan tidak berpihak. Tapi keberpihakannya, masih bersifat karitatif dan seremonial. Sekadar untuk kepentingan pecitraan bahwa pemerintah sudah hadir memberikan bantuan,” papar dia.

Muharno Zarka