blank
Petugas kesehatan saat memegang tutup freezer penyimpan vaksin Sinovac.(FOTO:SB/Dok)

KENDAL(SUARABARU.ID)- Sedikitnya 3.800 tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Kendal menyatakan kesiapannya untuk menjalani vaksinasi penangkal Covid-19 atau vaksin Sinovac.

Hal tersebut dikatakan, Kepala UPTD Puskesmas Sukorejo 01, dr Muhammad Jamaludhin, Kamis(14/1/2021).

Dokter Muhammad Jamaludhin, mengatakan, sejauh ini pihaknya masih menunggu arahan dan petunjuk pelaksanaan vaksinasi. Namun dari 70 nakes yang ada di Puskesmas Sukorejo, juga mengaku siap untuk dilakukan vaksinasi.

Dokter Muhammad Jamaludhin yang juga menjabat sebagai Kepala UPTD Puskesmas Patean ini, mengaku jika semua nakes di puskesmas tersebut berjumlah 55 orang juga siap disuntik vaksin Sinovac.

“Adanya vaksin Sinovac penangkal Covid-19 ini, sudah kami sampaikan kepada semua nakes yang ada. Karena tahap awal, yang bakal lebih dahulu divaksin adalah tenaga kesehatan,” katanya.

Namun sebelum divaksin, setiap nakes akan menjalani screening kesehatan terlebih dahulu. Yakni untuk mengetahui apakah ada penyakit bawaan lain atau tidak. Selain itu untuk melihat apakah sudah pernah tertular Covid-19 atau belum.

“Ini dilakukan semata- mata untuk kehati-hatian. Karena yang namanya vaksin, berasal dari virus itu sendiri yang sudah dilemahkan. Sehingga tubuh bisa melawan dan menangkal jika ada virus korona masuk ke dalam tubuh,” ujarnya.

Meski demikian, Jamaludhin meyakini bahwa vaksin ini sudah aman. Karena sudah melalui proses riset atau penelitian yang dilakukan para ahli.

“Kami dan para nakes yang ada melihat sisi positifnya. Karena kami ingin pandemi ini bisa segera berakhir. Sehingga vaksin memang harus dilakukan segera,” paparnya.

Hal senada dikatakan Kepala UPTD Puskesmas Kaliwungu, dr Tri Nur Alis Rahmawati. Ia mengatakan, 80 tenaga kesehatan di Puskesmas Kaliwungu siap untuk divaksin. Tapi dimungkinkan mereka tidak bisa divaksin semua, karena sebagian besar nakes di Puskesmas Kaliwungu sudah pernah tertular Covid-19.

“Sebelum divaksin, mereka akan kami screening. Sebab ada 13 penyakit penyerta yang tidak boleh divaksin. Diantaranya asma, hipertensi, autoimun, gagal ginjal dan lain- lain. Selain penyakit-penyakit tersebut juga yang pernah tertular Covid-19 tidak boleh dilakukan vaksin,” tandasnya.

Ia juga sudah menyiapkan lebih kurang 40 tenaga kesehatan yang nantinya akan menyuntikkan vaksin. Mereka sudah dibekali pelatihan teknik pemberian vaksin dan proses screening.

“Kalau menyuntik vaksin sudah biasa, yang membedakan adalah pada tahapan screeningnya,” paparnya.Sp-mm