blank
Infant Ventilator. Foto: Siberindo.co

TULUNGAGUNG (SUARABARU.ID)– Rumah Sakit Dr Iskak Tulungagung Jawa Timur disorot. Pasalnya, mereka mencantumkan rencana anggaran biaya Rp2,2 triliun untuk pengadaan alat bantu pernapasan bayi (infant ventilator).

Setelah heboh, rumah sakit yang merupakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) alias bagian dari perangkat pemerintah itu menyatakan, terjadi kesalahan tulis saat memasukkan (input) data.

Menurut Bambang, pengamat kebijakan publik, salah input anggaran Rp 2,22 triliun Belanja modal (BLUD) untuk penanganan Covid-19 di RSUD dr Iskak itu sangat ironis.

Dengan dalih salah ketik input rencana anggaran dinilai tidak masuk akal. “Salah input data itu tidak boleh, karena itu dokumen negara,” kata Bambang, Senin (11/1/2021).

Ditambahkan Bambang, dokumen seharusnya tidak diunggah jika memang terjadi kesalahan input. Pemerintah daerah perlu menginvestigasi kesalahan tersebut, dengan memanggil Direktur RSUD dr Iskak.

“Harus dicari tahu, siapa yang menginput data tersebut, karena ini menyangkut penggunaan anggaran. Dan, untuk melacaknya bukanlah hal yang sulit,” tuturnya.

Dia heran, sistem anggaran digital sudah lama berlaku, kenapa masih bisa salah input. “Tinggal pencet dan back-up. Datanya ada, ya sudah,” ujarnya.

Direktur RSUD dr Iskak, dr Supriyanto mengatakan, empat ventilator bayi itu dari Kementerian Kesehatan. Ia tak tahu persis berapa harganya karena pihak RSUD dr Iskak hanya menerima barang.

Kepala Bagian Humas RS dr Iskak, Muhammad Rifai mengatakan, memang salah ketik input data yang jumlahnya tidak Rp 2,22 triliun seharusnya hanya Rp 2,2 miliar. “Dan itu sudah diperbaiki,” katanya, seperti dilansir suarabaru.id grup Siberindo.co.

“Pengadaan belanja modal tersebut digunakan untuk pembelian ventilator yang bisa digunakan untuk pasien infant. Semuanya empat unit, ditempatkan di ruang isolasi,” tuturnya.

Claudia SB