blank
Alat berat dikerahkan untuk menyingkirkan material tanah longsor yang menutup jalan raya. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Hujan deras yang mengguyur Wonosobo sepanjang malam, beberapa hari terakhir ini, membuat daerah pegunungan tersebut, dikepung dan dilanda bencana alam berapa tanah longsor di beberapa tempat.

Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo Zulfa Akhsan Alim Kurniawan, Rabu (13/1), melaporkan sejak Senin (11/1) hingga Selasa (12/1) lalu, bencana alam tanah longsor baik berskala kecil maupun besar, terjadi di beberapa titik.

“Longsor berskala besar. terjadi di jalan raya Wadaslintang, yang menghubungkan Prembun Kebumen dengan Wadaslintang Wonosobo. Arus lalu lintas di jalan Provinsi Jateng itu, kini putus total. Tak dapat dilewati. Karena jalan ambles,” ungkapnya.

Jalan ambles dan longsor itu, sambung Zulfa, belum teratasi. Kini nenyusul jalan raya Lemiring Ngalian Wadaslintang, terancam ambrol. Separo badan jalan sudah longsor dan bahu jalan juga retak-retak dengan lubang yang sudah menganga.

“Di jalan raya Potorono Ropoh Kepil yang menghubungkan Borobudur Magelang dengan Kepil Wonosobo, juga dilaporkan longsor. Tanah di tebing pinggir jalan raya melorot dan menutup seluruh badan jalan. Arus lalu lintas pun sempat macet dan tersendat,” paparnya.

Sementara itu, menurut Zulfa, di jalan raya menunju kawasan wisata Dieng Kejajar, di beberapa titik juga dikabarkan mengalami longsor. Meski masih dalam skala kecil, jalan yang terurug tanah longsoran, tidak bisa dilalui.

“Kondisi tersebut tentu cukup mengganggu. Pengguna jalan bisa lewat setelah material longsoran berhasil disingkirkan. Kemacetan kendaraan roda dua dan empat sempat macet mengular panjang,” lapor Kapolsek Kejajar AKP Moh Nurhasan SH.

Timpa Rumah

blank
Warga dan anggota TNI gotong royong menyingkirkan tanah yang menimpa rumah korban. Foto : SB/Muharno Zarka

Tak hanya jalan raya yang terkena longsoran. Sejumlah rumah warga di wilayah Kepil, Kalibawang, Wonosobo, Wadaslintang, Leksono, Sukoharjo, Watumalang, Kejajar, Garung, Kertek dan Kalikajar, tertimpa bencana alam tanah longsor.

“Kasus tanah longsor tersebut dipicu hujan deras yang turun beberapa hari terakhir ini. Tipologi daerah pegunungan dan banyak rumah warga yang berdiri di dekat tebing tinggi, menjadi rawan terjadi bencana tanah longsor dan retak-retak,” ucapnya.

Dikatakan Zulfa, berdasarkan prakiraan cuaca BMKG bulan Januari 2021 dserah Wonosobo termasuk wilayah yang terdampak cuaca exstrim yang dapat mengakibatkan terjadinya hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Bisa menyebabkan tanah longsor dan angin ribut.

“Dari hasil monitoring cek lokasi maupun pengumpulan informasi melalui sarana komunikasi (rakom, sosmed, WA, IG, FB dan laporan) tercatat ada beberapa lokasi/titik kejadian. Masing-masing masuk wilayah se- Wonosobo,” tutur dia.

Di Kecamatan Wonosobo tejadi bencana alam tanah longsor yang menimpa rumah Paryoto (64), warga Kampung Jaraksari RT 01 RW 01 Kelurahan Jaraksari. Rumah korban berada persis di bawah tebing tinggi.

“Pemilik rumah bersama
6 penghuni kini mengungsi. Kerugian mencapai Rp 10 juta.
Bagian rumah yang rusak yakni dapur, kamar mandi dan kandang kambing. Korban mengungsi untuk menghindari longsor susulan,” urainya.

Waspada Bencana

blank
Badan jalan yang retak dan ambrol di Lemiring Ngalian Wadaslintang Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Kejadian tanah longsor, lanjutnya, juga menimpa rumah nenek Dibyo (90) di Kampung Bugangan RT 03 RW 09 Kelurahan Kalianget Wonosobo. Juga rumah Suhardi di
RT 01 RW 03 Banjaran Pojok Kelurahan Kramatan Wonosobo.

Di Watumalang, kata Zulfa, peristiwa tanah longsor menimbun rumah warga di Pasuruhan. Di Plobangan Selomerto tanah longsor dari tebing setinggi 20 meter longsor menutupi aliran sungai. Di Ngampel Wonorejo rumah Darmuji (66) juga terurug tanah.

Sedang tanah retak terjadi di Desa Bendungan Kaliwiro. Dua pemilik rumah terpaksa mengungsi. Saat ini masih di lakukan pendataan/assesment. Warga setempat telah melakukan gotong royong bersama.

“Droping logistik dan koordinasi berbagai pihak terkait. Pemantauan, tindakan darurat dan rapat lapangan untuk tindak lanjut berikutnya. Semua pihak harus bergerak untuk membantu korban tanah longsor,” ucap dia.

Peringatan dini tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di saat musim hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang yang bisa mengakibatkan, tanah longsor, banjir dan pohon tumbang.

“Hati-hati yang bermukim didaerah rawan longsor, perbaharui selalu informasi cuaca melalui aplikasi maupun situs resmi dari BMKG Jawa Tengah,” perintahnya.

Muharno Zarka