blank
Foto pilot Didik Gunardi dalam bingkai dipegangi keluarga korban. Keluarga korban kecelakaan pesawat terbang Sriwijaya Air itu berharap, ada mukjizat dari kejadian itu. Foto: dok/ist

PEKALONGAN (SUARABARU.ID)– Salah satu korban kecelakaan pesawat terbang Sriwijaya Air adalah Didik Gunardi. Dia warga asli Dusun Besimahan RT 11/RW 4 Desa Srinahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.

Diberitakan sebelumnya, diduga pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, di kawasan Kepulauan Seribu, Minggu (10/1/2021).

Suasana sendu menyelimuti rumah keluarga duka, yang ikut dalam musibah itu. Puluhan warga berdatangan untuk memberikan dukungan moral dan doa. Didik sendiri merupakan pilot maskapai Nam Air yang ikut terbang bersama Sriwijaya Air, dan berencana akan mengambil pesawat di Pontianak.

BACA JUGA : Panglima, Menhub, dan Ka Basarnas Tinjau Lokasi Jatuh Sriwijaya Air

Anak bungsu Roeslani (79) dari empat bersaudara itu, sudah lebih dari lima tahun menjadi pilot Nam Air, yang juga anak perusahaan Sriwijaya Air. Inda Gunawan, kakak pertama korban menyebutkan, mendapat kabar mengagetkan itu dari kerabatnya di Jakarta.

”Kami mendapatkan informasi dari keluarga di Jakarta. Awalnya kami tidak percaya, karena adik saya itu pilot Nam Air. Dan biasanya mengabarkan kalau mau terbang. Hampir tiap hari beliau telepon atau video call dengan ayah saya. Bahkan sempat meminta ayah untuk ke Jakarta pada Rabu kemarin. Namun karena kondisi covid-19, maka ditunda,” jelas Inda dalam keterangannya di Pekalongan, Minggu (10/1/2021).

Sedangkan Roeslani mengungkapkan, dirinya mendapatkan firasat beberapa hari sebelum kejadian. Dikatakannya, dia sangat ingin bertemu dengan putranya. ”Sampai sekarang ayah kami belum diberitahu kejadian ini. Kami khawatir karena ayah kami sudah tua dan sakit,” jelasnya.

Menurut Inda, korban selama ini dikenal baik dan ramah dengan lingkungan. ”Dia juga dikenal jiwa sosialnya tinggi, dan sering membantu jika ada lingkungan keluarga yang membutuhkannya,” jelasnya

BACA JUGA : Basarnas Serahkan Serpihan SJ182 ke DVI untuk Pemeriksaan Lebih Lanjut

Dituturkannya, Didik Gunardi, sejak kecil memang bercita-cita menjadi pilot. Didik sempat mengenyam sekolah pilot di Selandia Baru, dengan biaya dari Merpati Air.

”Dari SD sudah bercita-cita menjadi pilot dan terlaksana jadi pilot di Merpati Air. Karena Merpati Air tutup, dia kemudian pindah ke Nam Air sejak lebih dari lima tahun ini,” imbuhnya.

Dia bersama keluarga yang lain, rencananya Minggu (10/1/2021) sore ini berangkat ke Jakarta, untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.

”Jika ada kondisi terburuk, keputusan akan kami serahkan ke istri korban. Namun kami berharap, adik kami bisa dibawa pulang ke kampung halamannya,” harap dia.

Riyan-Sol