blank
Nafiah, menjaga resep cendol warisan leluhurnya.

JEPARA(SUARABARU.ID) –  Jika Anda adalah penggemar minuman tradisional Cendol,  tak lengkap jika belum bernah menikmati Cendol  Palangan yang mangkal di pertigaan Srobyong, tepat di Jalan Raya . Mlonggo – Bondo , Jepara. Sebab Cendol   Bu Nafiah, ini rasanya lezet, teksturnya lembut, manisnya khas  dan rasanya bikin kangen.

Karena itu ia memiliki banyak pelangan setia, termasuk Hesti Nugroho, istri Bupati Jepara pernah menikmati kelezatan  Cendol Palangan. Sebab cendol yang resepnya diwarisi dari ayahnya, almarhum  H. Sudiyoso ini memiliki resep khusus mulai tepung, gula dan santannya. Tidak ada bahan kimia yang digunakan dalam mengolah cendol. Juga   cara memasaknya yang menggunakan kayu bakar.

blank
Bu Nafiah, Cendol Palangan di Desa Srobyong

Almarhum H. Sudiyoso sendiri adalah  penjual cendol    tahun 1960-an   yang sangat terkenal. Resep itulah  yang kemudian diberikan kepada anak perempuan satu-satunya, Nafiah yang kini berusia 51 tahun. Penduduk Desa Srobyong RT 5 / RW 2, Kecamatan Mlonggo  ini sejak 15 tahun yang lalu mulai melanjutkan usaha ayahnya. Sementara saudara laki-lakinya tidak mau berjualan cendol.

Ia  membuka lapaknya mulai jam 09.00  dan biasanya  sebelum jam 12.00 WIB telah habis. Setiap hari ia menghabiskan  sekitar 5 kg tepung tapioka. Sedangkan harga per gelas saat ini Rp. 2.500,-.

”Tiap hari rata-rata pemasukan Rp. 300 ribu,” ujar Nafiah kepada SUARABARU.ID. Cukup untuk hidup dan bahkan ada sedikit yang bisa  disisihkan untuk ditabung. Nafiah juga melayani pesanan untuk hajatan. “Sepikul  yang  bahan tapioka 7 kg bakunya tepung  tapioka harganya Rp. 700.000,-,” ujar Nafiah.

Bersama Nursalim  suaminya,  Nafiah membuka  lapak Cendol Palangan hingga dapat menjadi salah satu sumber penghasilan keluarga yang diandalkan, termasuk dikala pandemi.

“Alhamdulilah, walaupun ada Covid-19  pembeli tetap berdatangan. Penghasilan kami juga tidak berubah, dan bahkan kadang meningkat jika hari libur” ujar Nafiah, ibu dua orang anak ini.

Nafiah sendiri ingin terus melanjutkan usahanya. Sebab cendol tradisional yang resepnya diwarisi dari almarhum ayahnya terbukti telah menghidupi  keluarganya.

Hadepe – ua