blank
Tugu Tiga Pejuang Wanita Jepara. Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, RA Kartini. Berada di desa Ngabul.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Seringkali kita memperingati hari Jadi kota Jepara dengan berbagai macam kegiatan pawai maupun festival. Namun, tahukah kita awal mula penetapan hari jadi Jepara ?. Usia kota Jepara yang akan memasuki usia ke- 472 di tahun 2021 bukanlah usia yang pendek. Hampir 5 abad sejarah panjang kota Jepara terbentang. Jika kita menelusuri sejarah penetapan hari jadi Jepara, kita akan menemukan metode penyusunan hingga ditetapkannya tahun 1549 sebagai peringatan hari jadi Jepara, dengan sebuah kalimat yang menjadi simbol kota Jepara “Trus Karya Tataning Bumi”.

Seperti halnya penetapan hari jadi kota-kota di Indonesia, lazim digunakan metode dengan berpangkal pada peristiwa historis atau titi mangsa. Seperti penetapan hari jadi kota Semarang, berpangkal pada peristiwa dilantiknya Ki Ageng Pandan Arang II sebagai Bupati Semarang yang pertama pada tanggal 2 Mei 1547. Atau, dalam menetapkan hari jadi kota Ambon yang jatuh pada tanggal 7 September 1575 diambil dari peristiwa dibangunnya Benteng Portugis di Honipupu, yang oleh penduduk disebut “Kota Laha”. Hasil penetapan titi mangsa kota Ambon ini berdasarkan “Seminar Sejarah Kota Ambon”.

Penetapan hari jadi suatu kota juga harus memperhatikan beberapa kriteria, antara lain: mencerminkan citra kota, mengandung nilai kebangsaan, memiliki nilai edukatif, secara historis dapat dipertanggungjawabkan, serta dapat diterima masyarakat.

Titi Mangsa Hari Jadi Jepara

Panitia penyusunan hari jadi Jepara dalam mencari titi mangsa hari jadi kota Jepara berdasarkan pada peristiwa historis yang sampai saat ini masih dikenang oleh masyarakat Jepara, dan masyarakat luar Jepara khususnya Jawa. Dalam hal ini, panitia menetapkan dua alternatif pada peristiwa historis, pertama kenaikan takhta Ratu Kalinyamat menjadi penguasa Jepara pada tahun 1549 dan serangan heroiknya ke Malaka pada tahun 1551.

Dengan memilih tokoh Ratu Kalinyamat sebagai teladan, dan cukup memiliki banyak nilai-nilai luhur diantaranya: (1) Ratu Kalinyamat sebagai sosok yang sangat mencintai tanah airnya, (2) Patriotik dan solidaritas dibuktikan dengan membantu kerajaan Johor dan Aceh untuk menghalau Portugis, (3) Tabah hati menghadapi musibah dan dengan gigih berusaha mengatasi masalah yang tengah dihadapi saat kematian suami tercinta dan konflik di Kerajaan Demak, (4) Muslimat yang setia pada suami, (5) Wanita pengusaha, Ratu Kalinayamat terkenal sebagai wanita yang kaya dan berkuasa.

Dapat diambil kesimpulan dengan menghayati nilai-nilai luhur Ratu Kalinyamat dan hasil karya beliau yang telah mengantarkan Jepara pada puncak kejayaannya, maka tahun 1549 ditetapkan sebagai tahun hari jadi Jepara. Jika dibuat surya sengkala dapat dikemukakan perkataan “Trus Karya Tataning Bumi” (9) Trus (5) Karya (4) Tataning (1) Bumi yang bermakna: Terus menerus berkarya demi ketertiban di bumi. Surya sengkala ini sesuai dengan sifat masyarakat Jepara yang terkenal sebagai masyarakat yang religius dan taat menjalankan ajaran-ajaran agamanya.

Panitia penyusunan hari jadi Jepara dibentuk pada tanggal 10 Maret 1988 yang ditandatangani oleh Bupati Jepara Hisom Prasetyo. Susunan Panitia Penyusunan Hari Jadi Jepara. Drs Margono (Ketua Umum), Chaizoel, SH (Ketua), Drs. Hartadi (Sekretaris), Drs. Soetedjo (Bendahara).

Panitia penyusunan dan penetapan hari jadi Jepara juga melibatkan para ahli sejarah serta akademisi dari beberapa Universitas. DR. Hamid Abdullah (UNDIP), Drs. Muhadi (UNDIP), Amin Budiman (Ahli sejarah), Drs. Suwarti Kartiwa (Pimpinan Museum Nasional Jakarta), DR. Djoko Suryo (UGM). *Diambil dari buku Sejarah dan Hari Jadi Jepara.

Hadepe / ua