blank
Perekayasa Ahli Madya BPPTKG Yogyakarta, Dewi Sri Suyadi . foto: suarabaru.id/ yon

MAGELANG, (SUARABARU.ID)-Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus mengalami peningkatan. Selama enam jam terakhir pada Senin ( 4/1) dari pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB telah terjadi guguran lava sebanyak 24 kali.

“Selain itu, hembusan asap terjadi sebanyak 28 kali, fase banyak (gempa hybrid) sebanyak 88 kali dan gempa vulkanik dangkal 14 kali,” kata Perekayasa Ahli Madya BPPTKG Yogyakarta, Dewi Sri Suyadi di Magelang, Senin ( 4/12).

Dewi mengatakan, hingga Minggu ( 3/12) pukul 00.00 WIB kemarin deformasi (perubahan bentuk tubuh gunung) juga mengalami peningkatan. Yakni mencapai 21 sentimeter per hari.

Sedangkan, empat hari sebelumnya hanya 11 sentimeter per hari, kemudian naik menjadi 17 sentimeter dan meningkat lagi menjadi 19 sentimeter per hari.

Ia menjelaskan, berdasarkan data seismisif ( persebaran gempa) tersebut, menunjukkan aktivitas vulkanik Merapi terus mengalami peningkatan. Meskipun demikian, hingga saat ini pihaknya Merapi masih siaga atau level III.

Dewi menjelaskan, guguran material lava Merapi yang sering terjadi tersebut masih mengarah ke arah barat dan barat daya. Yakni ke beberapa hulu sungai di wilayah Kabupaten Magelang Yakni, Sungai Lamat, Senowo, Trising dan Kali Apu yang ada di
Desa Klakah, Kabupaten Boyolali.

“Adapun luncuran terjauh guguran material lava Merapi tersebut terjadi di Kali Lamat dengan jarak luncur mencapai tiga kilometer,” ujarnya.

Membantah

Pada kesempatan itu, Dewi juga membantah adanya kabar mengenai adanya titik api diam yang sudah terlihat di gunung yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DIY.

“Hingga saat ini, titik api diam magma baru belum terlihat di Gunung Merapi,” tegasnya,

Menurutnya, warna merah yang terlihat dari puncak Gunung Merapi tersebut merupakan alterasi pelapukan batuan sisa material.

“Dan, warna yang terlihat tersebut dikarenakan adanya suhu yang sangat tinggi dari dasar kawah mengenai dinding tebing kawah ,” jelasnya.

Yon