blank
Anggota DPRD Jateng M Nur Khabsyin saat menyerahkan bantuan bahan pangan untuk korban banjir di Kudus. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Meluasnya genangan banjir akibat jebolnya tanggul Kaligelis, di Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati langsung mendapat respon dari anggota DPRD Jateng, M Nur Khabsyin. Politisi asal PKB tersebut langsung bergerak dengan memberikan bantuan bahan pangan untuk warga terdampak, Minggu (3/1).

Dropping bantuan tersebut dilakukan sendiri oleh Khabsyin ke posko penanggulangan bencana di TPQ  Khurriyatul Fikri, Desa Pasuruhan Lor. Posko tersebut saat ini juga menjadi pusat dapur umum untuk membantu para warga yang terdampak banjir di wilayah setempat.

Selanjutnya, Khabsyin pun bergerak meninjau posko penanggulangan bencana dan dapur umum di Masjid Al ikhlas  Desa Kedungdowo yang menjadi pusat suplai logistik ke Desa Setrokalangan, Banget, dan Kedungdowo

“Bantuan bahan pangan seperti beras, telur, minyak hingga air mineral ini memang tidak seberapa, tapi kami berikan untuk membantu meringankan beban warga yang terdampak banjir,”ujar wakil rakyat asal Dapil Kudus, Jepara dan Demak tersebut.

Menurut Khabsyin, bantuan bahan pangan tersebut nantinya akan dikelola oleh posko penanggulangan bencana untuk kemudian disalurkan ke warga terdampak.

Sebagaimana diketahui, tanggul Kaligelis di Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati jebol pada Jumat (1/1) malam. Jebolnya tanggul sepanjang 25 meter tersebut membuat luapan Kaligelis langsung menerjang pemukiman dan persawahan warga.

Dari update data terbaru, dampak banjir akibat jebolnya tanggul ini meluas hingga ke empat desa yakni Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati hingga ke desa Setrokalangan, Banget dan Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu.

Di Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor, total ada 1.200 jiwa yang terdampak. Untuk desa Setrokalangan, jumlah warga yang terdampak mencapai 1.500 jiwa. Sementara,di Desa Banget dan Kedungdowo, banjir juga membuat 500 jiwa terkena dampaknya.

Meski banjir sudah mengisolasi dukuh-dukuh tersebut, warga masih bertahan di rumah dan sebagian lain mengungsi ke sanak saudara. Dari pantauannya di lapangan, Khabsyin mengungkapkan saat ini warga memang membutuhkan suplai logistik dan bantuan air bersih.

“Listrik di lokasi yang tergenang banjir dimatikan. Akibatnya warga kesulitan air bersih lantaran pompa air tidak bisa difungsikan,”ujarnya.

blank
Proses penambalan tanggul secara darurat terkendala material tanah padas. foto:Suarabaru.id

Kendala Tanah Urug

Atas kondisi tersebut, Khabsyin mengaku sudah berkomunikasi dengan BPBD Kudus dan BPBD Jateng agar bisa memberikan bantuan air bersih bagi warga terdampak.

Sementara, terkait penanganan tanggul yang jebol, Khabsyin mengaku juga sudah menghubungi Kepala BBWS Pemali Juwana agar bisa mempercepat perbaikan tanggul darurat.

Saat ini, BBWS Pemali Juwana memang sudah turun tangan untuk melakukan perbaikan darurat dengan dibantu relawan BPBD dan TNI. Perbaikan dilakukan secara darurat dengan menambal lubang tanggul dengan batang bambu yang diisi dengan karung tanah.

“Saya sudah berkoordinasi dengan BBWS agar perbaikan tanggul darurat dipercepat, karena curah hujan masih cukup tinggi. Tapi ada kendala yang harus dihadapi yakni kurangnya material tanah padas untuk menambal. Atas kondisi tersebut, saya akan berusaha menjembatani dengan Pemkab Kudus agar bisa membantu,”ujarnya.

Tm-Ab