blank
Jalan bodol, muncul kubangan air, aspal hotmix yang remuk dan tidak tampak lagi aspalnya ini terjadi di jalan provinsi wilayah Desa Tawangharjo, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan. Foto :  SB/Wahono

BLORA – Kondisi kerusakan jalan kelas provinsi jalur tengah Blora-Purwodadi-Semarang semakin serius, aspal bodol, bolong disana-sini, bergelombang, berm jalan bonyok dan berbahaya licin saat hujan turun.

Kerusakan terbanyak terjadi pada fisik ruas jalan dengan aspal hotmix, sebagian juga pada fisik jalan rigid pavement atau perkerasan kaku (beton semen) di banyak titik dengan kondisi yang makin parah, sehingga dikeluhkan warga penguna jalan.

“Harusnya Blora Semarang hanya sekitar tiga jam, sekarang bisa lima jam lebih akibat jalan bodol dan bolong-bolong parah di banyak tempat,” beber Dodik (42), warga Kelurahan Mlangsen, Kota Blora, Selasa (29/12/2020).

Keluhan sama soal jalan remuk itu dilontarkan Nurhadi (51), salah satu pengemudi travel Blora-Semarang, karena haya sepekan kemarin mobil Innova yang dikemudikannya kebanan (ban bocor) dan robek dua kali.

“Payah, jalan makin remuk seperti ini, Blora-Semarang lima jam, kalau hujan turun, makin susah dan seminggu kemarin saya kebanan dua kali,” keluh Nurhadi.

Haryanto (43), staf pengemudi salah satu bank pelat merah (BUMN) di Kota kecamatan Cepu,  Blora, juga mengeluhkan kondisi fisik jalan jalur tengah itu. Jika tidak ada acara di Purworadi, dia lebih memilih lewat Rembang atau tol Ngawi.

“Beberapa kali dari Cepu lewat Purwodadi, selain jalannya remuk, sering macet dan lima jam lebih baru masuk Semarang,” beber Haryanto.

Berm Jalan Bonyok

blank
Truk-truk besar seperti ini harus jalan nggremet, perlahan dan berpotensi terjadi kemacetan akibat fisik jalan provinsi jalur tengah Blora-Purwodadi-Semarang rusak parah berlubang-lubang. Foto : SB/Wahono

Pantauan Suarabaru.id, Selasa (29/12/2020), melihat kerusakan jalan provinsi jalur Blora-Purwodadi Semarang memang sangat serius. Truk-truk tonase berat lalu lalang, jalannya perlahan, dan sering membuat macet di banyak titik.

Kerusakan parah itu terjadi di wilayah Kecamatan Ngawen dan Kunduran (Blora), Ngaringan, Wirosari, Tawangharjo dan Tegowanu (Grobogan). Saat hujan, kubangan air akibat jalan bodol dan berm jalan bonyok, ada di banyak titik.

Tidak hanya jalan banyak titik yang aspal hotmix-nya yang terkelupas dan remuk hingga nyaris aspalnya tidak tampak lagi. Bebarapa ruas jalan dengan fisik rigid pavement juga banyak yang pecah, ambles dan  berlubang.

Kondisi jalan cor beton pada rusak itu, antara lain seperti terjadi antara Ngaringan-Wirosari dan barat Kota Purwodadi, Gobogan serta beberapa titik  lagi di wilayah Blora.

Dampak jalan bodol itu, perjalanan Blora-Semarang sangat tidak nyaman, dan butuh waktu sekitar lima jam. Itu belum lagi ada kemacetan di proyek flyover (jalan layang atau overpass) timur Mranggen, dan saat turun hujan.

Kepala Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) Wilayah Purwodadi-Blora-Sragen (PBS), Joko Winangun, membenarkan adanya kerusakan ruas jalan Blora-Purwodasi-Semarang. Jajarannya juga terus kerja keras melakukan penambalan.

“Kawan-kawan terus melaukan penambalan, bahkan hanya libur saat Minggu saja,” lanjut Joko Winangun.

Dijelaskan Kepala BPJ Wilayah PBS, penambalan (perawatan) terus dilakukan, tapi karena cuaca masih hujan dan kondisi selalu basah, aspal tidak bisa maksimal, maka untuk sementara ini diurug pakai material lokal (batu grosok), dan dilanjut tambal aspal.

Informasi dari warga, kerusakan jalan lebih banyak disebabkan lalu lalangnya truk-truk berat siang malam, apalagi saat musim hujan seperti ini, membuat fisik jalan dan berem-nya cepat remuk dan aspal bodol.

Wahono