blank
Sekretaris Daerah Grobogan, Mohamad Soemarsono (tengah) saat menjelaskan tentang SE Bupati kepada awak media. Foto : hana eswe,

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Bulan Desember 2020 merupakan puncak kasus naiknya angka Covid-19. Dari catatan Dinas Kesehatan Grobogan, total pasien terpapar Covid-19 hingga Senin (28/12/2020) kemarin, ada 1.381 kasus. Rincian tersebut terbagi 146 pasien melaksanakan isolasi mandiri, 37 orang dirawat di fasilitas kesehatan, 117 meninggal dunia dan 1.081 lainnya dinyatakan sembuh.

Peningkatan Covid-19 ini terjadi paling banyak karena klaster hajatan. Di kecamatan Tanggungharjo, muncul klaster tersebut. Hal tersebut dikatakan Sekda Grobogan, Mohammad Soemarsono.

Menurut Soemarsono, adanya lonjakan kasus positif Covid-19, Bupati Grobogan, Sri Sumarni mengeluarkan surat edaran bernomor 443.1/7677/2020 tentang penghentian sementara kegiatan atau event khajatan (pernikahan), pentas seni dan pengajian tertanggal 26 Desember 2020.

Pihaknya menjelaskan, surat edaran tersebut dikeluarkan dengan mencermati perkembangan terakhir kasus positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Grobogan yang menunjukkan angka lonjakan yang tajam. Kondisi ini membutuhkan perhatian dan kewaspadaan yang sangat serius seluruh jajaran birokrasi dan seluruh lapisan masyarakat.

“Ibu Bupati mengeluarkan surat edaran untuk menghentikan sementara kegiatan hajatan atau pengajian yang sifatnya mengumpulkan massa. Hal ini perlu dilakukan untuk menekan angka Covid-19 di wilayah Kabupaten Grobogan. Di samping itu, kami juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan, sehari tiga kali akan ada operasi yustisi. Namun, yang paling menjadi perhatian adalah pentas seni, tempat hiburan, dan wisata air utamanya,” jelas Soemarsono, Selasa (28/12/2020).

blank
Selama para OTG melakukan isolasi di Hotel Kencana, juga dijaga personel gabungan dari TNI-Polri, PMI, Satpol PP dan BPBD. Foto : Hana Eswe,

Dikatakan Soemarsono, Pemkab Grobogan mengupayakan agar pasien yang terpapar dengan tanpa gejala atau OTG tidak menyebarkan ke yang lain, maka Hotel Kencana menjadi tempat isolasi terpusat. Sejauh ini, kata dia, OTG yang ada memiliki motivasi dan semangat untuk sembuh. Mereka dibina dengan olahraga, tes kesehatan secara rutin dan memperhatikan kebutuhan nutrisinya.

“Isolasi mandiri di rumah tidak mendukung, sebab ada keluarga yang komorbid. Di samping itu, mereka juga tidak bisa disiplin karena adanya tetangga-tetangganya. Kemudian, selain klaster mantenan (hajatan-red), muncul klaster keluarga juga. Delapan keluarga, satu orang masuk sana semua (Hotel Kencana-red). Namun, kami tidak menggunakan upaya paksa, tetapi dengan cara persuasif,” tambahnya.

Soemarsono menjelaskan, saat ini ada sekitar 200 pasien berstatus OTG. Selain Hotel Kencana, rumah lain juga akan disiapkan untuk isolasi terpusat, seperti rumah wakil bupati dan sekretaris daerah.

“Tahun depan, pemerintah daerah menyiapkan anggaran tak terduga Rp 25 miliar. Kemudian, di tahun 2021 nanti, vaksinasi diharapkan sudah berjalan. Dengan harapan setelah vaksinasi, angka Covid-19 menurun. Terkait dengan surat edaran bupati tadi, imbauan kami agar semua pihak bisa melaksanakan SE tersebut agar penambahan penyebaran Covid-19 bisa ditekan. Apabila nanti sudah bisa kita tekan, maka akan memungkinkan untuk bisa kita buka kembali,” pungkas Soemarsono.

 

Hana Eswe.