blank
Kepala Satker Pelaksana Jaringan Sumber Air Serayu Opak, Kementerian PUPR, Gunawan Suntoro (kiri) menyerahkan potongan nasi tumpeng kepada warga Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Eko Priyono

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Tiga buah sabodam siap untuk mengendalikan lahar dingin Gunung Merapi dan mengatur pengairan bagi ratusan petani di lereng Merapi. Ketiganya telah siap digunakan di musim hujan ini.

Hal itu terungkap dalam acara tasyakuran selesainya pembangunan Sabodam Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Acara di Balaidesa Krogowanan itu ditandai selamatan dan pemotongan nasi tumpeng. Selasa (22/12).

Anggota Komisi V DPR RI Ir H Sudjadi sebagai tokoh yang memperjuangkan terealisasikannya sejumlah proyek itu melakukan sambutan secara virtual. Dia bersyukur bisa memperjuangkan sejumlah proyek vital itu demi kepentingan ribuan warga. Dia juga bangga dengan manfaatnya yang besar.

Kepala Satker Pelaksana Jaringan Sumber Air Serayu Opak, Kementerian PUPR, Gunawan Suntoro, menerangkan, di Magelang ada tiga paket sabodam. Yakni di Kapuhan Desa Nglumut, Kecamatan Srumbung, di Kali Bebeng membangun sabodan baru, dan di Kali Lamat, Desa Dukun membuat baru dan rehab irigasi.

Di Kapuhan selebar 113 meter, di Lamat kurang dari 100 meter, dan di Kali Bebang 100  meteran. “Total menghabiskan anggaran Rp 60 miliar,” jelasnya.

Dia berharap proyek tersebut bermanfaat bagi masyarakat di tengah pandemi corona. Manfaat sabodam, jelasnya, utamanya untuk mengendalikan lahar dingin Merapi. Karena ketika lahar dingin Merapi kena hujan, sabodam untuk menahan sedimen.

Sehingga tidak membahayakan di hilirnya. Keperluan lain tergantung kebutuhan masyarakat sekitar. Misalnya yang di Kali Pabelan, Desa  Krogowanan itu tujuan untuk irigaai. Ada empat desa yang menerima manfaat, yakni Kapuhan, Krogowanan, Butuh dan Jati.

Sedangkan yang di Kali Bebeng, Srumbung, selain untuk pengendali sedimen juga untuk jembatan dan irigasi teknis. Lalu yang di Dukun untuk pengendali sedimen dan irigasi desa. Disebutkan, total proyek itu sekitar Rp 60 miliar. Pemanfaatannya yang Kapuhan saja lebih dari 100 hektare. Yang lain bisa 150 sampai 250 ha sawah.

Dia menambahkan, proyek serupa tahun depan lebih dari Rp 60 miliar tergantung lelang. Rencana di Sungai Trising dan Senowo.

Kepala Desa Krogowanan, Sugiyono, mengaku bangga dengan selesainya sabodam di desanya. Kalau sebelum ada sabodam itu satu tahun hanya bisa dua kali menanam padi, kini bisa tiga kali.  “Awalnya saya usul ke Pak Sudjadi (anggota DPR RI) untuk dibuatkan bendungan. Terima kasih sekarang sudah bisa terwujud,” katanya.

Eko Priyono-trs