blank

MATARAM (SUARABARU.ID)– Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) masih menjuarai tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) se-Indonesia. NTB juara keenam se-Indonesia dari bawah. Ini berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) NTB.

IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. Pada momen HUT kke-62 NTB, IPM NTB masih di urutan keenam dengan persentase 68,25. Lima provinsi lainnya dari urutan paling bawah: Papua (60,44), Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Barat.

Kepala BPS NTB Suntono menjelaskan IPM NTB mengalami peningkatan dari 68,14 di tahun 2019 menjadi 68,25 pada tahun 2020. IPM Provinsi NTB masih berada pada kategori capaian sedang. Pertumbuhan IPM NTB di tahun 2020 mencapai 0,16 persen. Laju pertumbuhan IPM NTB tahun ini merupakan yang terendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Dari dimensi kesehatan yang digambarkan oleh indikator umur harapan hidup, di tahun 2020 Provinsi NTB mencapai 66,51 tahun. Indikator ini meningkat sebanyak 0,23 tahun dibandingkan tahun 2019. Selanjutnya, dimensi pendidikan digambarkan oleh indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. HLS Provinsi NTB di tahun 2020 Provinsi NTB mencapai 13,70 tahun, meningkat 0,22 tahun dibandingkan tahun 2019. Sedangkan RLS-nya sebesar 7,31 tahun dan nilai ini meningkat sebanyak 0,04 tahun dibanding tahun sebelumnya.

“Dari dimensi hidup layak yang digambarkan oleh indikator pengeluaran per kapita yang disesuaikan, capaian Provinsi NTB di tahun 2020 sebesar 10,35 juta rupiah per orang per tahun. Indikator ini menurun sebanyak 289 ribu rupiah dibandingkan tahun 2019,” papar Suntono.

Suntono menyampaikan, manfaat IPM bagi daerah selain ukuran keberhasilan yaitu, target pembangunan. IPM menjadi prioritas pembangunan dan diperhitungkan dalam pembahasan asumsi makro di DPR RI. IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator dalam penentuan Dana Alokasi Umum (DAU) dan komponen IPM (HLS, RLS dan Pengeluaran) merupakan indikator yang digunakan dalam penghitungan Dana Insentif Daerah (DID).

“IPM NTB sebesar 68,25 berada pada level sedang dan menduduki peringkat ke-29 se-Indonesia,” ungkapnya.

Dalam analisa BPS sendiri sejak, 10 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan IPM NTB per tahun di angka 1,10 persen.

 

Claudia SB