blank
Febby Valencia, salah satu penghuni Pelatnas PBSI yang tampil di Liga PB Djarum. foto:ISt/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) –  Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi menyatakan, perlawanan sengit mampu ditunjukkan oleh atlet-atlet belia PB Djarum saat bertanding melawan kakak-kakak kelasnya yang sudah menghuni pelatnas PBSI dalam gelaran Liga PB Djarum kategori perorangan.

Bagi Fung, menang atau kalah bukan sebuah tolak ukur keberhasilan yang telah diraih oleh anak-anak asuhnya. “Beberapa atlet memang bisa mengimbangi bahkan ada yang berhasil menang. Selesai satu pertandingan dengan kemenangan saja belum bisa dijadikan ukuran itu hasilnya baik,” kata Fung, Sabtu (12/12).

“Perjalanan mereka ini masih panjang. Perlu pembuktian di beberapa pertandingan selanjutnya atau bahkan beberapa lama lagi baru kita di jajaran pelatih bisa membuat suatu penilaian terhadap atlet-atlet muda PB Djarum,” tambahnya.

Para atlet PB Djarum yang turun di nomor Ganda Campuran U19 & Dewasa, Tunggal Putri U17 & U19, dan Ganda Putra U19 & Dewasa, perlu kerja keras untuk menghadapi perlawanan dari “kakak kelas” mereka yang kini telah berstatus atlet Pelatnas Pratama PBSI.

Atlet pelatnas yang bertanding di kategori perorangan hari kedua ini adalah Rian Cannavaro, Kelly Larissa, Bobby Setiabudi, Komang Ayu Cahya Dewi, Asghar Herfanda, Febi Setianingrum, Syabda Perkasa Belawa, Muhammad Rayhan Nur Fadillah, Rahmat Hidayat, Akbar Bintang Cahyono, Indah Cahya Sari Jamil, Rehan Naufal Kusharjanto, Lisa Ayu Kusumawati, Andika Ramadiansya, dan Febby Valencia Dwijayanti,

Febby/Andika, yang turun di nomor Mix U-19 & Dewasa, berhasil mengatasi ganda campuran PB Djarum Carlo Syah Gumilar/Aisyah Hanadiya Taisir dengan skor akhir 21-10 21-10. Febby, kelahiran Semarang pada 11 Februari 2000, mengaku sempat beberapa kali disulitkan oleh permainan Carlo/Aisyah.

“Walau selisih usia cukup jauh, tapi mereka bermain dengan baik. Beberapa kali aku `dimatikan` oleh pukulan-pukulan mereka,” katanya.

Spesialis ganda putri dan ganda campuran yang telah mengikuti berbagai kejuaraan ini memanfaatkan Liga PB Djarum 2020 pada Desember ini untuk beradaptasi dengan suasana kejuaraan maupun turnamen, yang menghilang karena pandemi virus korona. “Liga ini sangat bermanfaat bagi saya untuk persiapan nantinya, jika turnamen sudah mulai digelar lagi. Karena saya sudah lama banget nggak ikut pertandingan,” ujar semifinalis Mola TV PBSI Home Tournament 2020

“Dan untuk adik-adikku, semangat terus! Pantang menyerah, meski pun keadaannya lagi pandemi,” demikian Febby berpesan.

Sementara, ganda campuran PB Djarum Ridya Aulia Fatasya/Muhammad Ihsan Hawali harus mengakui ganda campuran penghuni pelatnas Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati 21-10 21-10 di nomor Mix U19 & Dewasa. Meski kalah, Ridya mendapatkan pelajaran penting dari permainan dua seniornya tersebut.

“Bola mereka lebih matang dan terarah. Banyak teknik dari Kak Rehan dan Kak Lisa yang perlu dicontoh dan dilatih untuk modal di pertandingan-pertandingan selanjutnya,” kata atlet kelahiran Semarang, 22 Februari 2003 ini.

Di sisi lain, runner-up Liga PB Djarum 2020 ini merasa perlu membiasakan diri bermain di nomor ganda campuran, yang baru kali pertama dilakoninya. Menurutnya, liga internal ini merupakan kesempatan yang baik bagi dirinya untuk menjajal berbagai nomor. “Saya berani menerima tantangan untuk bermain di mix, baik itu putri atau campuran. Banyak pelajaran yang saya dapat dari liga ini, sehingga nantinya bisa ditentukan di nomor apa kekuatan saya,” jelasnya.

71 Tahun Christian Hadinata

Di sela-sela penyelenggaraan Liga PB Djarum 2020, PB Djarum memberikan kejutan bagi Christian Hadinata, yang pada hari ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-71. Legenda bulutangkis Indonesia ini menarik muka terkejut ketika komentarnya dipotong dengan kehadiran seorang atlet PB Djarum yang membawa sebuah kue ulang tahun berwarna hijau dengan lilin angka 71.

“Lho, saya belum selesai ngomong lho!” ujar Christian, semringah.

Pada sesi “surprise” yang disiarkan secara langsung melalui situs berbagi video YouTube tersebut, Christian mengucapkan terima kasih kepada Bakti Olahraga Djarum Foundation serta jajaran pelatih dan ofisial PB Djarum, yang tak henti-hentinya mendukung dan menemaninya, baik sebagai pemain maupun pelatih.

“Terima kasih sudah terus memberikan kesempatan bagi saya untuk terus beraktivitas, bisa membantu pembinaan bulutangkis di PB Djarum,” ucap pria yang masuk dalam “The World Badminton Hall of Fame” pada tahun 2001 ini.

“Ini surprise banget, merayakan ulang tahun di hadapan teman-teman, para pelatih, dan ofisial. Sebetulnya saya cukup sering merayakan ulang tahun itu, tidak berada di rumah. Dulu waktu menjadi pelatih dan juga pemain, saya juga sering diceburin ke kolam renang. Itu sudah tradisi,” tambahnya.

Christian, yang tidak pernah kalah selama mengikuti Thomas Cup, melanjutkan tradisi yang telah dijalankannya bertahun-tahun, yakni kibas lilin ketimbang tiup lilin, sebelum menyudahi sesi “suprise” tersebut.

Tm-Ab