blank
Sumur gas offshore tidak lagi dikelola oleh Petronas (PCML), kini PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN melalui anak perusahannya, Saka Energi Muriah Limited (Ltd). Foto : SB/Ist

BLORA (SUARABARU.ID) – Sempat dihentikan produksinya oleh operator Petronas Carigali Muriah Limited (PCML), Lapangan Kepodang (100 kilometer utara pantai Rembang), gas offshore itu bersiap untuk beroperasi (disalurkan) kembali.

Hanya saja cadangan gas offshore (lepas pantai) itu tidak lagi dikelola oleh Petronas, namun oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN melalui anak perusahannya, Saka Energi Muriah Limited (Ltd).

“Lapangan Kepodang segera kembali beroperasi, namun kedepannya dikelola oleh operator baru Saka Energi Muriah Limited,” terang Kepala SKK Migas Wilayah Jabanusa, Nurwahidi.

Penjelasan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) tersebut, disampaikan baru-baru, saat kegiatan Webinar Jurnalistik wartawan se-Jabanusa.

Saka Energi Muriah Ltd, lanjut Nurwahidi, telah mengambil alih 80 persen hak partisipasi production sharing contract (PSC) Muriah dari Petronas Carigali Muriah Ltd.

Selanjutnya Saka Energi yang sebelumnya hanya menguasai 20 persen PSC, menjadi operator blok gas Lapangan Kepodang (offshore) tersebut dengan kepemilikan 100 pesen, karena operator lama mengundurkan diri Desember 2019.

Turun Drastis

“Sudah ada kesepakatan dengan tiga pihak, yakni SKK Migas, Petronas dan Saka Energi, penyaluran gas pun segera dimulai,” tambah Nurwahidi.

Cadangan gas Lapangan Kepodang turun drastis. Praktis, pasokan  gas ke pembangkit tenaga listrik PT Indonesia Power (IP) Tambaklorok, Semarang, terancam terhenti.

“Ini soal SDA, awalnya bagus, mendadak turun drastis, manajemen menyerahkan masalah ini ke pemerintah,” beber Corporate Affairs & Administration PT Petronas Indonesia, Andiono Setiawan.

Meski demikian, Lapangan Kepodang yang berjarak sekitar 100 kilometer utara pantai Rembang atau 200 kilometer dari IP Tambaklorok Semarang, masih tetap beroperasi dan berproduksi.

Hanya saja, produksi gas yang awal-awalnya diatas 100 million standard cubic feet per day (MMSCFD) atau juita standar kaki kubik perhari, terus menurun ke angka 80, 60, 55 MMSCFD.

blank
Sumur gas lepas pantai (offshore) Kepodang Blok Muriah, berlokasi sekitar 100 kilometer utara pantai Rembang yang mengalami penurunan cadangan gas cukup drastis. Foto : SB/Ist

Bahkan gas terus menurun tinggal sekitar 42-44 MMSCFD, dan gas terus menurun padahal gas dari Lapangan Kepodang memberikan kontribusi besar untuk pembangkit tenaga listrik di PT Indonesia Power (Semarang).

Corporate Affairs & Administration PT Petronas Indonesia Andiono Setiawan, menjelaskan fist gas (pengaliran gas pertama) Lapangan Kepodang ke IP Tambaklorok pada 22 Agustus 2015 mencapai produksi 116 MMSCFD.

Menurut Andiono, awalnya PCML sangat optimistis bisa berkontribusi gas ke IP Tambaklorok sampai 2026, namun jika melihat kondisi tersebut manajemen sulit untuk memastikannya.

Perlu diketahui, penurunan cadangan gas lebih cepat memang diluar analisa dan perkiraan, karena kenyataannya di Lapangan Kepodang banyak rongga-rongga perut bumi menjadikan cadangan gas terpisah-pisah.

Wahono-trs