blank
Pengurus KONI Kudus saat kegiatan senam. foto:Ist/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Alokasi dana hibah untuk KONI Kabupaten Kudus tahun 2021 dipastikan turun drastis dibandingkan anggaran tahun sebelumnya.  Pemkab Kudus mengepras anggaran  untuk induk olahraga di Kudus tersebut hingga tinggal Rp 1 miliar saja.

Kepastian dikeprasnya anggaran KONI tersebut mencuat saat sidang paripurna DPRD Kudus tentang  persetujuan RAPBD Kabupaten Kudus 2021 yang digelar Jumat (27/11). Di tengah-tengah sidang, salah satu anggota DPRD Kudus Sandung Hidayat melayangkan interupsi terkait berkurangnya anggaran KONI secara drastis.

Politisi asal partai Gerindra tersebut mempermasalahkan mengapa alokasi anggaran KONI untuk tahun anggaran 2021 hanya tinggal Rp 1 miliar saja. Padahal, kebutuhan pembinaan olahraga cukup besar, apalagi Kudus juga akan mencalonkan diri sebagai tuan rumah Porprov Jateng 2022.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kudus Masan menyatakan pengurangan anggaran KONI tersebut sudah melalui mekanisme yang ada. Pengurangan tersebut juga atas dasar kesepakatan bersama seluruh anggota Badan Anggaran DPRD dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

“Badan Anggaran sudah merepresentasikan seluruh fraksi yang ada. Sehingga, jika ada anggota dewan yang tidak sepakat dengan hasil Banggar, silahkan konfirmasi ke pimpinan fraksi masing-masing,”ujar Masan.

Masan kemudian menceritakan, dalam pembahasan anggaran KONI memang muncul dinamika. Salah satunya adalah munculnya pertimbangan atas konflik internal yang terjadi pada tubuh KONI.

Atas kondisi internal yang tidak kondusif tersebut, maka Banggar kemudian memutuskan untuk mengurangi anggaran KONI hingga hanya tersisa Rp 1 miliar.

“Ini sebagai evaluasi agar internal KONI melakukan pembenahan terlebih dahulu,”ujar Masan.

Masan menyebut, pihaknya tahu persis bagaimana konflik internal yang terjadi di tubuh KONI. Sebab, Masan sendiri merupakan salah satu Ketua Pengkab yang ada di bawah naungan KONI.

“Saya ikut tergabung dalam grup Whatsapp KONI, hingga tahu persis bagaimana konflik yang terjadi. Jadi, saat memutuskan pengurangan anggaran, saya juga banyak meminta pendapat dari teman-teman pengurus dan pelaku olahraga lainnya,”tandas Masan.

Sarana Evaluasi

Disinggung mengenai kebutuhan persiapan Porprov, Masan juga menyatakan kalau pengurangan anggaran ini bukan berarti kiamat bagi KONI. Menurutnya, alokasi anggaran untuk pembinaan olahraga bisa saja ditambahkan di Perubahan APBD 2021 mendatang.

“Jadi jangan diartikan ini kiamat, karena jika kondisi kepengurusan sudah kondusif, bisa saja anggaran kita tambah,”ujarnya.

Sementara, Plt Bupati Kudus HM Hartopo menyebutkan berkurangnya anggaran hibah untuk KONI ini sebagai sarana instropeksi dan evaluasi bagi kepengurusan yang ada. Pihaknya berharap, internal KONI bisa segera menyelesaikan masalah yang ada.

“Saya berharap, masalah internal kepengurusan ini bisa segera diselesaikan. Kami berharap, pengurangan anggaran ini bisa menjadi sarana evaluasi bagi pengurus,”ujar Hartopo.

Meski demikian, Hartopo menegaskan komitmen Pemkab Kudus untuk terus mendukung pembinaan olahraga tidak akan berkurang sedikit pun. Pihaknya berharap, para atlet bisa memahami kondisi ini dan tetap semangat untuk berlatih.

Konflik internal KONI Kabupaten Kudus memang sempat meruncing ketika terjadi aksi mosi tidak percaya dari 36 Pengkab yang ada. Dalam mosi tidak percaya tersebut, mayoritas pengkab mendesak Ketua KONI Kudus Antoni Alfin mengundurkan diri.

Hanya saja, dalam kelanjutannya aksi mosi tidak percaya tersebut gagal berlanjut. Namun demikian, informasi yang ada konflik internal KONI tersebut masih terus berlanjut.

Tm-Ab