blank
Kepala SMPN 1 Kudus sekaligus Ketua PGRI Kudus, Ahadi Setiawan, S.Pd, M.Pd. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Dalam masa pandemi Covid-19 ini, dunia pendidikan mendapat cobaan berat dan penuh tantangan.  Pembelajaran Jarah Jauh (PJJ) memberi pengalaman berharga terhadap pelaku pendidikan.

Salah satu pihak yang harus beradaptasi secara cepat dengan situasi ini adalah para guru. Kondisi pandemi membuat para guru harus semakin mengeluarkan energi ekstra untuk tetap memberikan materi pembelajaran kepada anak didiknya.

Terkait peran para guru di tengah pandemi, Ketua PGRI Kabupaten Kudus Ahadi Setiawan Spd MPd, memiliki beragam pandangan yang menarik.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala SMP Negeri 1 Kudus ini menuturkan berbagai pendapatnya   terkait persoalan pendidikan di masa pandemi.

Bagaimana pandangan sosok yang mendapat julukan The Rising Star from Kudus ini, berikut petikan wawancaranya  bersama Suarabaru.id.

Saat pandemi covid 19 ini banyak muncul keluhan orang tua yang harus membeli kuota data lebih banyak. Dan sekolah cenderung memaksakan pembelajaran daring. Bagaimana sebaiknya PJJ berjalan lancar dan orang tua tidak terbebani biaya paket data?

Mungkin saya luruskan ya, pandemi Covid-19 memang harus kita sikapi bersama secara serius.Untuk memutus rantai penyebaran pandemi ini memang menjadi tanggung jawab kita bersama.

Dalam pembelajaran contohnya, satu satunya usaha untuk mencerdaskan anak bangsa dan juga menjaga agar pandemi covid tidak menyebar memang dengan cara pembelajaran jarak jauh.

Dan cara yang efektif untuk pembelajaran jarak jauh ini dengan menggunakan daring , luring atau kombinasi keduanya.

Jadi tidak benar juga jika dikatakan bahwa sekolah memaksakan pembelajaran dengan cara daring, karena daring adalah salah satu alternative dari PJJ.  Yang semuanya kita kembalikan lagi pada keadaan peserta didik di sekolah masing-masing.

Bagaimana pandangan bapak tentang pendidikan dewasa ini khususnya di lingkup Kudus dan Jateng?

Pendidikan di kabupaten Kudus saya pikir tidak jauh beda dengan yang ada di kabupaten lain di Jawa Tengah.  Apa lagi sejak diterapkannya system Zonasi oleh Pemerintah.

Sehingga penyebaran kemampuan anak di tiap tiap sekolah sudah mulai merata.Tidak ada lagi sekolah favorit dan tidak favorit. Semua sekolah memiliki kemampuan siswa yang beragam.

Kudus adalah daerah industri berskala nasional, tetapi prestasi secara keseluruhan kurang menggembirakan. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Mungkin saya kurang sependapat ya kalo dikatakan kurang menggembirakan, karena banyak juga prestasi dari anak didik di kabupaten Kudus yang bisa berbicara diskala provinsi maupun nasional, seperti Sepak Bola yunior tingkat nasional, Puisi tingkat nasional dan Olimpiade Matematika tingkat nasional. Mungkin lebih tepatnya bisa dioptimalkan lagi.

Ke depan memang perlu adanya komunikasi yang intens dengan pihak swasta yang bisa memberikan supportnya dalam mendukung terciptanya dunia pendidikan di kabupaten Kudus yang lebih maju.

Bagaimana meningkatkan potensi Kudus sebagai salah satu sentra pendidikan di Jawa Tengah?

Komunikasi dengan segala pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan. Lebih lebih pihak swasta yang ada di  Kabupaten Kudus. Dukungan dari komunitas pengusaha di Kab.Kudus sangatlah kita harapkan.

blank
Kepala SMP N 1 Kudus sekaligus Ketua PGRI Kudus, Ahadi Setyawan SPd, MPd, bersama keluarganya. foto:dok keluarga/Suarabaru.id

Selama ini bapak lama berkiprah di sekolah swasta. Bagaimana pandangan bapak tentang sekolah swasta dan negeri?

Sekolah negeri memang sekolah yang didirikan oleh pemerintah, jadi segala sesuatunya juga menjadi tanggung jawab penuh dari pemerintah.

Beda dengan sekolah swasta  yang memang dituntut untuk memiliki branding tersendiri, yang bisa menjadi ciri khas dari sekolah tersebut sebagai upaya untuk bisa mengkomunikasikan segala potensi yang ada kepada masyarakat luas.

Akhir-akhir ini sekolah di bawah naungan yayasan PGRI bertumbangan dan nyaris tutup. Bagaimana menghidupkan kembali sekolah PGRI yang pernah Berjaya di era 90’an?

Hidup adalah suatu kompetisi, apalagi di era persaingan yang demikian ketat ini. Untuk itu diperlukan kesadaran dan usaha keras dalam menciptakan brand tersendiri bagi sekolah-sekolah swasta yang memiliki daya saing, termasuk PGRI.

Usaha ini harus melibatkan seluruh komponen dari dalam maupun dari luar sekolah seluruh jajaran pengurus PGRI baik pengurus kabupaten, cabang maupun ranting di tiap-tiap kabupaten, juga harus terlibat.

Langkah mana yang harus ditempuh jika ada sekolah PGRI gulung tikar?

Jawab :

Mencoba untuk menggali potensi yang ada di sekolah tersebut, dan membantu sepenuhnya untuk menyelamatkannya dengan cara meningkatkan promosi dalam PPDB dan juga memperbaiki system management yang ada di sekolahan tersebut.

 

BIODATA:

Nama                         : Ahadi Setiawan, S.Pd, M.Pd

Tempat/tanggl lahir     : Pasuruan, 5 April 1970

Nama Istri                  : Yohana Agustini, S.Pd

Nama Anak                 :Rizka Ahnaf Maulana (20 tahun)

Kania Fauziati Naila (16 tahun )

Alamat                       : Perum Muria Indah H/630 Gondang Manis Bae Kudus

Cita-cita                     : Dapat menjalankan amanat yg saat ini dijalani  dengan baik.

Moto hidup                 : Kebahagian saya mana kala teman dekat bahagia bersama saya.

Riwayat Pendidikan   :

  1. Tamat SD Barongan 1 Kudus, tahun 1983
  2. Tamat SMP 1 Kudus, tahun 1986
  3. Tamat SMA 2 Kudus, tahun 1989
  4. Tamat D3 Matematika IKIP Malang, tahun 1992
  5. Tamat S1 Matematika IKIP Semarang, tahun 1999
  6. Tamat S2 Teknologi Pendidikan, UNS , tahun 2013

Riwayat Pekerjaan      :

  1. Guru di SMP Muh 1 Kudus 1993 – 2000
  2. Guru di SMP 3 Bae 1994 – 1996
  3. Guru di SMK Taman Siswa Kudus 1996 – 2001
  4. Guru di SMP 3 Dawe 2000 – 2004
  5. Guru di SMP 2 Kudus 2004 – 2014
  6. Kepala Sekolah di SMP 2 Undaan 2015 – April 2020
  7. Kepala Sekolah di SMP 1 Kudus April 2020 – sekarang
  8. Riwayat Orgnisasi          : Ketua PGRI periode 2019 – 2024

Jabatan Tambahan.       : Tim Penilai PAK Kabupaten

Prestasi                         : Juara 1 Guru prestasi Kab.Kudus 2006

Tm-Ab