blank
Bupati Pacitan, Indartato (berdiri kanan), tatkala menyampaikan kisah jiwa besar bakul pecel dan bakul dawet, dalam mendukung pembangunan jalan antarkecamatan Bandar-Nawangan.(Foto:Humas Pacitan).

PACITAN (SUARABARU.ID) – Kalau sekarang hubungan darat dapat diwujudkan lancar di jalur Grenjeng-Bandar-Nawangan, Kabupaten Pacitan, Jatim, itu berkat jiwa besar bakul pecel dan pedagang dawet. Sebagai bakul cilik, merelakan tempat jualannya tergusur untuk peleberan badan jalan.

Demikian dikisahkan Bupati Pacitan, Indartato, tatkala melakukan acara Tilik Warga di Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan. Selalu ada kisah di balik kunjungan kerja Bupati Indartato, ke berbagai desa di wilayah Kabupaten Pacitan. Tidak hanya unik dan menarik, namun ada pula kisah-kisah bermakna yang syarat pesan.

”Saya dulu pernah hampir seharian berjalan kaki dari Petungsinarang menuju Bandar,” tutur Bupati Indartato memulai ceritanya di hadapan warga dan tokoh masyarakat Desa Petungsinarang, Senin (24/11). Bandar, merupakan kecamatan berpotensi agropolitan, tapi dulu prasarana jalan ke sana sulit dilalui kendaraan.

blank
Bupati Pacitan, Indartato (kedua dari kanan), ketika melakukan kunjungan kerja Tilik Warga di pedesaan wilayah Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan.(Foto:Humas Pacitan).

Kunjungan Kerja
Tahun 1998, Bupati Pacitan Soedjito, melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Bandar. Tapi untuk mencapai Bandar, rombongan Bupati Soejdito, harus melalui Kecamatan Nawangan terlebih dahulu. Karena  jalur Grenjeng-Bandar, waktu itu belum dapat dilalui kendaraan.

Menyikapi kendala tersebut, Bupati Pacitan waktu itu, Soedjito ‘dawuh’ bagaimana caranya agar jalur Grenjeng dapat mudah dilalui kendaraan agar cepat sampai Bandar. Untuk menindaklanjuti gagasan tersebut, segera dilakukan ekspedisi kecil dipimpin Indartato (waktu itu masih staf Pemkab Pacitan). ”Itu berlangsung seharian, dan bersama teman saya mampir di warung lontong pecel dan warung dawet di Desa Petung Sinarang,” ujar Bupati Indartato berkisah.

Dari percakapan dengan pemilik warung tersebut, ada pelajaran luar biasa yang sangat mulia. Tatkala disampaikan wacana membangun jalan antarkecamatan yang nanti menggusur warungnya, itu disambut dengan baik. ”Mboten nopo-nopo, penting anak putu kulo mbenjang saget kepenak (Tidak apa-apa, yang penting anak cucu saya kelak dapat menikmatinya),” tutur bakul pecel dan bakul dawet tersebut sebagai dikisahkan oleh Bupati Indartato.

Kendatipun bakul pecel dan bakul dawet, itu sekarang sudah meninggal, tapi kerelaannya mendukung pembangunan prasarana jalan, memberikan fungsi yang abadi dan dapat dinikmati sampai sekarang oleh generasi penerusnya.

Grusa-grusu
Memetik hikmah dari kerelaan bakul cilik tersebut, Bupati Indartato berkata: ”Ada pelajaran berharga dari kisah ini. Bahwa membangun tidak bisa serta-merta dan grusa-grusu, tapi harus ada perencanaan dan tahapannya, serta perlunya dukungan oleh semua pihak,” ujarnya.

blank
Bersamaan dengan agenda Tilik Warga ke pedesaan, Bupati Pacitan Indartato (membungkuk kanan) berkenan pula menyerahkan bantuan kepada warga kurang mampu.(Foto:Humas Pacitan).

Humas Pemda Kabupaten Pacitan, mengabarkan, Bupati Indartato dalam melakukan agenda Tilik Warga di wilayah Kecamatan Bandar, mengunjungi Desa Petungsinarang dan berlanjut ke Desa Ngunut, Desa Bandar dan Desa Kledung.

Dalam kesempatan itu, Bupati Indartato juga berpamitan kepada masyarakat, karena masa pengabdianya sebagai bupati dua periode, akan segera berakhir. Kepada warga masyarakat, Bupati Indartato didampingi istri, meminta maaf jika selama kepemimpinannya masih banyak kekurangan.

Ikut serta mendampingi Bupati, Sekda dan isteri, Asisten1 Sekda, Kepala Dinas PMD, Kepala Dinas Pendidikan, Inspektur, Kepala Dinas Dukcapil, Dinas PUPR, Dinas Perumahan Kawasan Permukimn dan Pertanahan, Bappeda dan Camat setempat.

Bambang Pur