blank
Sekda Jepara, Edy Sujatmiko, S.Sos, MM, MH saat menerima cinderamata dari istri Bupati Karanganyar, Ny. Khomsiyah Juliyatmono. ( Foto : Sulis)

JEPARA (SUARABARU.ID) – Untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kabupaten Karanganyar berkunjung ke Jepara. Rombongan dipimpin langsung oleh ketua Dekranasda Karanganyar Khomsiyah Juliyatmono yang juga istri bupati.

Rombongan yang berjumlah 32 orang diterima langsung Sekda Jepara Edy Sujatmiko didampingi pejabat terkait.  Penerimaan Dekranasda Karanganyar berlangsung di Peringgitan Pendopo Kartini sesuai protokol kesehatan (prokes) Covid-19, Senin (23/11/2020).

blank

Menurut Khomsiyah Juliyatmono kunjungan ke Jepara kali ini untuk “ngangsuh kawruh”  UMKM. “Kami pilih Kabupaten Jepara, karena UMKM di Jepara perkembangannya luar biasa”, ungkap dia. Saya terkesan dengan Jepara dari internet. Karena itu kami ingin menggali cara Jepara kembangkan UMKM dan menarapkan di Karanganyar, tambah istri Bupati Karanganyar ini.

Sementara itu, Edy Sujatmiko menyambut baik kunjungan dari Dekranasda Karanganyar. Menurut Edy, banyak produk unggulan Jepara yang sudah di ekspor ke mancanegara. Selain terkenal karena ukiran, Jepara juga terkenal dengan Tenun Troso dan juga Monel. Ini seiring dengan seringnya produk industri dari yang mengikuti pameran expo di  Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota besar lainnya.

blank

Menurut Edy, Tenun Troso khas Jepara misalnya, sudah dipasarkan di berbagai wilayah di Indonesia. Monel  juga dijadikan gelang haji dari Indonesia. Sentra industri kami bina dengan berbagai pelatihan dan kami bantu juga untuk pemasarannya. “Ini sebagai bukti bahwa Kabupaten Jepara sudah dikenal di Indonesia bahkan mancanegara”, tegas Edy.

“Kami berharap Dekranasda  Karanganyar bisa berkunjung sentra industri yang ada di Jepara. Banyak sekali sentra industri yang bisa dikunjungi seperti Tenun Troso di desa Troso, sentra patung di desa Mulyoharjo, kerajinan monel  di desa Kriyan, sentra relief yang ada di Senenan,” ujar Edy  Sujatmiko.

Hadepe