blank
Siti Atikoh (kanan) bersama Anne Avantie bergabung dalam kegiatan UKM Visual Expo II, yang digelar di Aula Kantor Diskop UMKM Jateng. Foto: hery priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sebanyak 2.595 produk UMKM fesyen meramaikan gelaran UKM Virtual Expo (UVE) II, yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jateng, Siti Atikoh Ganjar Pranowo, didamping perancang busana kondang Nasional, Anne Avantie, membuka gelaran bergengsi ini.

Kegiatan UVE II ini berlangsung Kamis-Jumat (19-20/11/2020). Kali ini spirit yang diusung adalah, ‘Yes U Can! Ojo Sambat Ojo Kendo’. Pembukaan kegiatan ini pun dilakukan secara virtual.

Dengan demikian, secara resmi masyarakat bisa mulai berbelanja melalui www.ukmvirtualexpo.com. Di dalamnya, terdapat ratusan toko online fesyen yang secara lengkap memajang produk UMKM se-Jateng.

BACA JUGA : Ganjar dan Kapolda ‘Sowan’ ke Habib Luthfi, Bahas Persoalan Bangsa

Siti Atikoh sendiri mengapresiasi acara UVE II kali ini. Dirinya pun menyempatkan hadir di Kantor Diskop UMKM Jateng, Jalan Sisimangaraja, Semarang.

Dalam kesempatan itu Atikoh menuturkan, UMKM sektor fesyen mulai menggeliat. Menurutnya, yang sekarang perlu dilakukan UMKM adalah, mensiasati peluang pasar, karena sekarang kondisinya berbeda dibanding sebelum pandemi.

Seperti yang dilakukan Anne Avantie. Sebelumnya dia membuat produk UMKM kelas premium. Namun sekarang harus memikirkan pula produk pakaian kasual yang nyaman dipakai. Ini juga sebagai bentuk pemenuhan masyarakat yang banyak beraktivitas di rumah. ”UMKM harus bisa mensiasati itu,” kata Atikoh.

Ketua TP PKK Jateng ini menuturkan, sekarang sudah saatnya pelaku UMKM beralih memasarkan produknya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Baik itu promosi, sampai peragaan busana. ”Pelaku UKM dituntut harus bisa menguasai teknologi,” ujarnya.

blank
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Jateng, Ema Rachmawati (kanan), juga ikut mendampingi Siti Atikoh pada bincang bisnis UVE II. Foto: hery priyono

Borderless
Dia menilai, pasar digital memiliki potensi yang luar biasa. Sebab, dengan menguasai teknologi pada penjualannya, berarti sama saja bisa memasarkan produknya di pasar tanpa batas (borderless). Tidak hanya warga lokal saja, tapi secara global. ”Jadi transaksi bisa secara mendunia,” imbuh dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Jateng, Ema Rachmawati menambahkan, UVE II kali ini mengkhususkan pada produk fesyen. ”Anda semua bisa, tidak boleh mengeluh dan jangan mengendorkan semangat untuk terus berjualan,” ungkap dia.

Target selanjutnya adalah, mendorong kabupaten dan kota yang memiliki kain agar membuat produk baju. Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar semua daerah membangun fesyen Jateng dengan kain mereka semua.

”Batik, lurik dan tenun. Itu yang ingin kita bangun dengan mendorong teman-teman di kabupaten/kota,” ujarnya.

Dalam UVE II ini, total ada sekitar 110 UMKM fesyen, dengan produknya mencapai 2.595. ”Daster itu omzetnya naik 300 persen. Kami optimistis, jika dengan kesuksesan UVE ini, pelaku UMKM fesyen nantinya akan berduyun-duyun ingin ambil bagian di even ini selanjutnya,” terang Ema.

True Story
Sedangkan Anne Avantie menambahkan, dirinya menekankan pentingnya berbagi kisah sukses (true story) dan teori. Jadi tidak melulu produk.

”Orang sekarang lebih mendengar true story dibanding teori. Mungkin saya adalah tokoh true story,” ungkap Anne.

Dia menyebutkan, kekuatan UMKM bukan hanya pada produknya saja, tetapi juga kepopuleran personal branding seperti dirinya. Sebab, dirinya memang memiliki keinginan untuk menjadi pribadi yang populer.

Sehingga saat popularitas sudah digenggam, maka dia yakin, orang-orang akan lebih mendengar, dan melihat lebih dalam personalnya dan juga produknya.

”Pelaku UMKM harus sadar, dirinya adalah sebuah energi yang akan mendorong produknya untuk laku. Maka jangan takut ketika harus tampil di depan sendiri,” harapnya.

Hery Priyono-Riyan