blank
Ketua PP MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA (kiri), saat memaparkan perkembangan dan program ke depan MAJT, saat peringatan HUT ke-14 MAJT, Sabtu (14/11/2020). Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang kini memasuki usia ke-14, bertekad untuk semakin memperkuat jaringan internasional. Langkah itu seiring dengan intensnya kunjungan para duta besar, anggota parlemen dan masyarakat dari Asia, Timur Tengah, Eropa dan Amerika ke MAJT.

MAJT terakhir dikunjungi Duta Besar Arab-Mesir HE Mr Ashraf Sultan dan Maroko HE Mr Quadia Benabdellah. Kunjungan keduanya usai menghadiri penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) kepada Habib Lutfi bin Yahya oleh Unnes, di Auditorium Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, Senin (9/11/2020).

”Para dubes yang berkunjung ke MAJT itu, sebagai simbol negara-negara yang memiliki peradaban kuat di dunia. Maka kahadirannya akan semakin memperkuat jaringan internasional yang dimiliki MAJT,” tegas Ketua Pengelola Pelaksana MAJT, Prof Dr KH Noor Achmad MA, pada peringatan HUT ke-14 MAJT, Sabtu (14/11/2020).

BACA JUGA : Sabtu Malam dan Minggu Pagi “Samson” Layani Wajib Pajak di Kebumen

Tasyakuran HUT MAJT ini diselenggarakan dengan istighosah, dipimpin KH Hanief Ismail Lc. Hadir tiga sesepuh MAJT, masing-masing Ketum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi, Mantan Gubernur Jateng Drs KH Ali Mufiz MPA, serta mantan Wagub Jateng Drs KH Achmad.

Prof Noor Achmad menegaskan, penguatan jaringan internasional sangat penting bagi MAJT. Sebab, negara-negara besar itu dalam kunjungannya selalu menawarkan berbagai kerja sama yang dapat dilakukan dengan MAJT.

Ini artinya negara-negara itu tidak sebatas mengenal MAJT, namun juga mengakui peran MAJT sebagai pusat peradaban yang kuat, dalam mengenalkan konsep Islam ala Indonesia, sebagai Islam Nusantara.

”Konsep itu kini semakin diterima dunia, sehingga MAJT dikenal sebagai pusat kajian peradaban Islam tingkat dunia. Predikat ini harus kita jaga bersama,” tegasnya.

Ditambahkan Noor Achmad, reputasi MAJT yang juga diakui sebagai destinasi wisata religi internasional, harus terjaga lewat kinerja yang profesional.

Bentuk Syukur
Di tengah acara, Ketua PP MAJT Prof Noor Achmad menyempatkan memimpin doa, yang ditujukan kepada perintis MAJT, H Mardiyanto, yang kini kondisi kesehatannnya masih lemah. Mantan Gubernur Jateng ini, dinyatakan berjasa besar dalam pendirian MAJT, dengan merintis pembangunan masjid sejak tahun 2000.

Pembangunan masjid ini, merupakan bentuk syukur atas kembalinya puluhan hektar Banda Masjid Agung Semarang, yang saat itu sempat raib.

Mantan Wagub Jateng Drs H Achmad, sosok pertama yang memimpin MAJT periode awal 2000-2003, juga menuturkan tentang semangat perjuangan H Mardiyanto yang merealisasikan pembangunan MAJT, atas prakarsa almarhum KH A Sahal Mahfudh.

Reputasi MAJT yang menginternasional, lanjut Prof Noor, tidak lepas dari perencanaan awal para kiai sepuh. MAJT yang diresmikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 2006, akhirnya mendapat kepercayaan masyarakat karena program-programnya.

Misalnya, kriteria dalam memilih imam shalat, selain harus hafidz juga yang pernah menjadi juara MTQ tingkat internasional, agar bacaan dan suaranya terdengar bagus. Kemudian ketika Shalat Tarawih harus menyelesaikan satu juz.

Riyan-Sol