blank

MEULABOH, (SUARABARU.ID) – Seorang ustaz bernama Muhammad Zaid Maulana (37) hingga Jumat masih menjalani perawatan medis di sebuah rumah sakit di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh.

Setelah sebelumnya diduga diserang oleh seorang pria saat sedang berceramah di Masjid Al Husna, Desa Kandang Mbelang Mandiri, Kecamatan Lawe Bulan, kabupaten setempat pada Kamis malam sekira pukul 21.30 WIB.

Dalam insiden ini, korban dilaporkan mengalami luka di bagian tangan karena diduga mendapatkan penyerangan oleh seorang pelaku diduga menggunakan senjata tajam.

“Korban penganiayaan yang menyebabkan luka berat ini masih dirawat di rumah sakit, namun pelakunya sudah berhasil kami amankan untuk dimintai keterangan,” kata Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Wanito Eko Sulistyo yang dihubungi dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Jumat.

Pelaku diduga penyerang ustadz tersebut berinisial MA (37) warga Desa Kandang Mbelang Mandiri, Kecamatan Lawe Bulan, Kabupaten Aceh Tenggara.

Lebih lanjut Kapolres Aceh Tenggara Wanito Eko Sulistyo mengatakan korban Muhammad Zaid Maulana diduga diserang oleh pelaku saat sedang memberi ceramah pada Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di masjid.

Tiba-tiba pelaku berinisial MA masuk ke dalam masjid melalui jendela dan berusaha melakukan penganiayaan terhadap korban yang sedang berceramah di depan para jamaah.

Namun saat diserang oleh pelaku, korban sempat menghindar namun mengalami luka di bagian tangan sebelah kiri karena diduga terkena senjata tajam yang digunakan oleh pelaku.

Ustadz Muhammad Zaid Maulana yang mengalami luka akhirnya dibawa oleh jamaah ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan lebih lanjut, sementara pelaku MA berhasil melarikan diri.

“Pelaku MA berhasil kami tangkap pada Kamis malam sekira pukul 22.45 WIB atau sekitar satu jam setelah kejadian penganiayaan terjadi,” kata Kapolres menambahkan.

Hingga Jumat siang, polisi masih mengamankan pelaku untuk dimintai keterangan. Sementara korban Ustaz Muhammad Zaid Maulana masih menjalani perawatan di rumah sakit, kata Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Wanito Eko Sulistyo menegaskan.

Ant-Wahyu