blank
Wisata alam Silancur Highlad di Dusun Dadapan, Desa Mangli, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, yang senantiasa berkabut. Eko Priyono

MAGELANG (SUARABARU.ID)- Destinasi wisata alam Silancur Highlad di Dusun Dadapan, Desa Mangli, Kaliangkrik. merupakan alternatif wisata di Kabupaten Magelang. Lokasinya di lereng Gunung Sumbing berhawa dingin dan sering berkabut.

Selain jadi tujuan wisata, potensi itu juga mampu mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. Tidak sedikit warga yang memilih berwirausaha seperti membuka warung, homestay bagi wisatawan atau bekerja di sana. Kini ada sekitar 19 warung makan.

Salah satu warga yang meraup berkah dari keberadaan Silancur adalah Sri Rejeki. Perempuan 26 tahun itu semula merupakan  petani sayuran yang memilih banting setir membuka warung kopi.

Ibu dua anak tersebut  mengaku, pendapatan sebagai petani sayuran tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Apalagi, saat ini cuaca tidak menentu hingga kerap mengalami gagal panen.

“Penghasilan dari petani tidak tentu karena harus menunggu hasil panen. Sempat saya menanam brokoli tapi gagal. Sekarang menanam sayur banyak rugi daripada untungnya,” katanya.

Dia bersama suaminya, Kabul, kemudian memutuskan membuka usaha warung kopi di Silancur. Omzet yang diperoleh  dari wisatawan yang  berbelanja atau membeli makanan serta minuman per minggu bisa sampai Rp1 juta.

“Pernah dapat uang sampai Rp 2 juta seminggu,” kata perempuan yang berjualan sejak Juli 2020 itu.

Sementara itu, salah satu pemuda yang baru lulus dari SMK Muhammadiyah 1 Magelang, Vani Adi, baru dua bulan bekerja sebagai satpam sekaligus juru parkir di Silancur. Meski diakui jurusan yang diambil bertolak belakang dengan pekerjaannya saat ini.

“Pandemi membuat saya kesulitan mencari lowongan pekerjaan sesuai jurusan. Kebetulan ada peluang pekerjaan di Silancur, saya ambil saja. Alhamdulillah perhari bisa dapat honor Rp 50 ribu,” kata lulusan SMK jurusan farmasi itu.

Dia mengatakan, selain didominasi wisatawan Magelang, pengunjung luar daerah yang datang juga bervariatif. Mulai dari Jogja, Semarang, Jakarta, hingga Madura. Meski tidak sedikit wisatawan yang mengeluh soal akses jalan.

“Banyak dikeluhan pengunjung karena akses jalan. Jalannya agak sempit. Beberapa tikungan agak rawan misal kalau ada kendaraan papasan. Harapannya jalan diperlebar,” pungkasnya.

Eko Priyono