blank
Tradisi weh-wehan di Kaliwungu, anak-anak senantiasa jadi tujuan untuk mendapatkan weh-wehan atau emberian itu. Foto: Nila Ubaidah

KENDAL (SUARABARU.ID) – Sebagai bentuk rasa syukur dan kecintaan pada Nabi Muhammad pada peringatan miladnya, warga di Kaliwungu Kendal dan sekitarnya melaksakan acara tradisi weh-wehan. Untuk tahun ini akan digelar sore sebelum shalat asyar, sehari sebelum peringatan Maulid Nabi, Rabu (28/10).

blank
Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd

Meskipun saat masa pandemi covid 19 seperti sekarang ini, prosesi weh-wehan tetap berlangsung dengan menjaga dan melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran Pemerintah. “Budaya weh-wehan atau ketuwin, dalam Kamus Bahasa Indonesia dapat diartikan ‘saling memberi’. Budaya ini sudah ada sejak dahulu dan di Jawa Tengah, khususnya wilayah Semarang dan sekitarnya hanya ada di Kaliwungu Kendal dan sekitarnya,” kata Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd. dosen Pendidikan Matematika FKIP Unissula.

Budaya weh-wehan sendiri mempunyai makna syukur dan saling berbagi kepada orang lain, sebagai bentuk rasa cinta atas kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sekaligus sebagai wahana menjalin silaturahmi antartetangga dan antar saudara.

Acara ini, kata Nila Ubaidah, biasanya pelaksanaannya pada sore hari selepas shalat asyar atau sehari sebelum perayaan Maulid Nabi. “Hal ini sejalan dengan ayat Alqur’an Q.S. al-Baqarah (2) : 195. Dan berinfaklah kamu (bersedekah atau nafakah) di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah kerana sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik,” kata Nila Ubaidah.

Prosesi weh-wehan ini pelakasanaannya cukup sederhana, setiap warga menyiapkan beraneka macam jajan sederhana sesuai dengan kemampuan masing-masing dan kemudian dijajarkan di depan rumah. Makanan atau beraneka macam jajan sederhana ini tidak untuk dijual, melainkan disajikan bagi warga yang berkunjung atau yang datang di lingkungan tersebut sebagai alat tukar dengan makanan atau macam jajan sederhana pula.

Anak-anak biasanya memakai pakaian baru sambil membawa makanan atau beraneka macam jajan sederhana untuk dibagikan atau ditukarkan dengan makanan antartetangga atau kampung bahkan tukar menukar makanan atau beraneka macam jajan sederhana antarsaudara.

“Makanan atau beraneka macam jajan sederhana itu bisa berupa, gethuk lindri, krupuk rambak, krupuk pati, sumpil, es cendhol, es dhawet ireng, jajanan atau makanan ringan lainnya yang merupakan jajanan khas Kabupaten Kendal, hal ini sekaligus juga berfungsi untuk nguri-uri kebudayaan khas Kabupaten Kendal dan makanan Khas Kabupaten Kendal,” kata Nila.

Rls-trs

 

.