blank
Rektor Unimma Suliswiyadi  ( nomor dua dari kiri, red)saat membuka webinar Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) bertajuk  Kebijakan Pemerintah untuk Mengoptimalkan Kesejahteraan Petani." foto: suarabaru.id/ Yon

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Pandemi covid-19 yang berkepanjangan menjadikan terganggunya produksi pertanian, karena adanya pembatasan pergerakan orang atau tenaga kerja. Selain itu juga berimbas pada terganggunya produksi pangan.

“Terganggunya produksi pangan tersebut sebagai akibat diterapkan penutupan daerah secara terbatas dan penerapan pembatasan sosial berskala besar di sejumlah wilayah di Indonesia,” kata Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Magelang Yogyakarta, Rajiman saat menjadi pembicara kunci pada webinar yang diselenggarakan Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma).

Rajiman mengatakan, pandemi covid-19  yang belum juga mereda tersebut  menjadikan para petani sangat rentan terserang virus yang mematikan tersebut, dan juga mengancam  ketersedian stok pangan yang diimpor. Seperti gandum, gula, daging sapi, bawang putih dan kedelai.

Menurutnya, untuk menjaga agar ketersedian kebutuhan pangan tersebut tercukupi, Kementerian Pertanian telah mengeluarkan beberapa program dan kebijakan. Yakni, meningkatkan  produktivitas pangan, memperlancar distribusi pangan, mempermudah tranportasi , menjaga stabilitas harga dan mengembangkan buffer stock ( penyangga) dan intervensi pasar.

Pada paparannya yang bertema “Kebijakan Pemerintah untuk Mengoptimalkan Kesejahteraan Petani,” Rajiman menambahkan, produk pangan lokal agar mempunyai nilai jual yang tinggi dan daya saing diperlukan penerapan pertanian moderen. Yakni, menggunakan alat pertanian moderen .

“Harapannya, dengan penggunanan alat pertanian moderen, di tengah tenaga kerja pertanian yang semakin terbatas bisa untuk meningkatkan hasil pertanian. Yakni, dengan penggunaan alat mesin pertanian moderen, seperti mesin untuk menanam, memanen dan juga penggunaan drone yang bisa digunakan untuk penyemprotan pupuk dan pembasmi serangga serta untu menyemai benih,” imbuhnya.

Sementara itu, Rektor Unimma, Suliswiyadi saat membuka webinar mengatakan,  meskipun di Unimma tidak mempunyai fakultas pertanian, tetapi sangat memperhatikan kesejahteraan para petani. Yakni, melalui MTCC salag satu gagasan  yakni akan mendirikan rintisan sekolah petani.

” Unimma akan menggunakan  resource yang dimiliki meskipun tidak memiliki jurusan pertanian. Gagasan rintisan Sekolah Petani Unimma tersebut  bukan ingin mencetak ahli pertanian, tetapi membentuk komunitas agar petani berdaya dengan kompetensi merdeka. Sehingga mereka mampu menghadapi tantangan jaman yang selalu berubah,” katanya.

Pada webinar dengan  Siti Noor Khikmah  tersebut, tampil  menampilkan nara sumber lainnya, yakni Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah  Nurul Yamin , Guru Besar Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Totok Agung Dwi Haryanto .

Yon-trs