blank
Calon Wakil Bupati Wonosobo Gus Albar ketika berkenalan dengan Jaringan Perempuan Nahdliyin Kalibawang. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Calon Wakil Bupati Wonosobo M Albar atau yang akrab disapa Gus Albar menyatakan tak kenal maka tak sayang. Masyarakat harus kenal pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo yang akan dipilih dalam Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.

“Calon Bupati Afif Nurhidayat (Ketua DPC PDI Perjuangan) dan Wakil Bupati Wonosobo M Albar (Ketua DPC PKB). Ampun supe, setelah sayang dan cinta (kenal) maka nanti dicoblos gambarnya di sebelah kanan, nggih!,” ujar Gus Albar semberi terkekeh.

Mantan Wakil Ketua DPRD Wonosobo itu, mengatakan hal tersebut, saat menyambangi dan berkenalan dengan Jaringan Perempuan Nahdliyin di Kalibawang dan Kepil, Minggu (18/10), siang hingga petang tadi.

Cara politisi asal Tieng Kejajar itu mengenalkan diri, cukup santai dan akrab. Tidak ada jarak antara Calon Wakil Bupati dengan warga yang datang. Sesekali pria berwajah ganteng itu, membuka dialog diselingi dengan humor-humor ringan.

Cara tersebut ternyata cukup efektif. Sebab tidak terkesan ada suasana kaku dan formal. Usai berkenalan beberapa tokoh perempuan NU itu mengajak foto bersama dengan pria yang pernah jadi guru MTs Ma’arif Kejajar itu.

Bagi Peran

blank
Jaringan Perempuan Nahdliyin Kepil Wonosobo mendengakan visi-missi Calon Wakil Bupati Gus Albar. Foto : SB/Muharno Zarka

Menurut Gus Albar, setelah dilantik Bupati dan Wakil Bupati akan berbagi peran. “Saya akan lebih banyak membidangi secara khusus tentang pembagunan masalah keagamaan di Wonosobo,” akunya.

Pondok Pesantren (PP), Madrasah Diniyah (MD) dan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ), tambahnya, akan lebih diberdayakan lagi. Apalagi tidak semua santri nanti jadi Kiai semua. Selain menguasai ilmu keagamaan, santri dan guru ngaji, harus punya ketrampilan hidup untuk menopang ekonomi keluarga.

“Santri perlu dibekali ketrampilan kecakapan hidup di bidang pertanian, perikanan dan peternakan. Sehingga jika kelak kembali ke masyarakat sudah punya kecakapan dalam mengelola lahan pertanian, terampil berternak dan sukses mengelola potensi perikanan,” dorongnya.

Dalam visi dan missi yang telah disusun bersama, tambahnya, ada program integrited farming (pertanian terintegrasi). Di lahan yang ada, bila memungkinkan bisa untuk bercocok tanam, kandang hewan dan kolam ikan. Sehingga ada pendapatan secara bergantian dari tiga usaha yang dikelola.

“Menghadapi perkembangan dan persaingan global yang semakin ketat, petani harus lebih kreatif dalam mengelola lahan yang ada. Potensi pariwisata di desa juga perlu dikelola secara profesional agar dapat mendatangkan investor dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” tandasnya.

Muharno Zarka-Wahyu