blank
Petugas kesehatan tengah melakukan rapid test untuk secrening pasien Covid-19 di Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Kasus konfirmasi positif Covid-19 di Wonosobo saat ini menembus angka 1.001. Jumlah tersebut merupakan akumulasi sejak wabah virus Corona masuk di daerah ini sejak pertengan bulan Maret 2020 lalu.

Angka tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah seiring dengan proses tracking bagi warga yang punya kontak erat dengan penderita positif virus Corona.

Pertambahan sebanyak 122 kasus sepanjang sepekan terakhir, memicu akumulasi total penderita Covid-19 di daerah berhawa sejuk ini hingga melebihi 1.000. Bahkan hampir tiap hari ada penambahan pasien Covid-19.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKK Wonosobo Dr Jaelan SKp MKes, Sabtu (17/10), menjelaskan penyebab lonjakan kasus tersebut tak lepas dari masih belum optimalnya kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Saat ini mulai muncul penolakan terhadap upaya tracing dengan uji swab. Situasi saat ini sangat berbeda dengan pada awal gelombang pertama serangan Covid-19. Di mana sepanjang 4 bulan hanya ditemukan 83 kasus konfirmasi positif Covid-19,” katanya.

Kondisi pandemi global Covid-19 gelombang kedua ini, menurut Jaelan, sangat berbeda karena kehidupan sudah berjalan seperti biasa, sementara warga kurang menyadari bahwa ancaman virus yang juga dikenal dengan Sars COV-2 itu masih berada di sekelilingnya.

Gerakan 3M

“Gerakan 3M plus mutlak harus diterapkan. Yakni tetap mengenakan masker saat beraktifitas di luar rumah, rutin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer usai kontak, menjaga jarak interaksi sosial dan menjauhi kerumunan demi meminimalkan kontak dengan potensi resiko penularan,” bebernya.

Pihaknya juga menyayangkan perilaku sebagian pihak yang masih menganggap Covid-19 tidak ada atau sekedar konspirasi. Karena hal itu sangat beresiko menjadi pemicu kelengahan terhadap potensi penularan, dan bahkan membuat kasus dengan gejala berat terus meningkat.

“Sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit mengarah pada gejala sedang dan berat. Sehingga potensi resiko penularan Covid-19 hingga kematian bisa semakin tinggi,” urainya.

Saat ini, jumlah kematian di Wonosobo disebut Jaelan mencapai 49 orang, atau secara prosentase ada di angka 4,89 persen. Padahal pada gelombang pertama hanya 3 orang yang meninggal karena ada penyakit penyerta.

Dengan situasi seperti itu, pihak Satuan Tugas Percepatan Penanganan (STPP) Covid-19, terus menekankan pentingnya warga agar taat terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19 melalui 3M, serta kooperatif saat petugas mengupayakan uji swab pada kontak erat penderita positif Covid-19.

“Bagi warga Wonosobo yang merasa memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19 positif, diminta agar secara sadar melakukan uji swab, dan tim medis siap melayani berapa ribu pun permintaan swab,” tegasnya.

Penemuan dini melalui uji swab yang lebih cepat, disebut Jaelan, akan sangat mengurangi potensi resiko yang lebih fatal. Sehingga tingkat penularan dan penyebaran virus Corona di masyarakat menjadi rendah dan pandemi global Covid-19 ini bisa segera berakhir.

Muharno Zarka-Wahyu