Penguatan Karakter Bangsa Dibentuk Sedari Dini
Prime Topic Dialog Bersama Parlemen - Memperkuat Karakter Bangsa

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Karakter Bangsa Indonesia yang terbentuk dari beragam suku, budaya, dan agama yang berbeda – beda, memiliki potensi yang sangat besar untuk terjadinya konflik.

Namun, hingga kini Indonesia tetap bersatu tak terpecah dalam berbagai kondisi, bahkan ketika mengalami sejumlah konflik yang sangat besar. Hal ini dikarenakan karakter dari orang – orang Indonesia yang kuat yang telah dibentuk sedari dini.

Anggota DPRD Jawa Tengah St Sukirno meyakini karakter bangsa Indonesia tidak luntur dan masih berkarakter. Keyakinan itu dilandasi dengan masih dipegangnya tata nilai budaya dan keyakinan yang mengejawantah dalam berbudaya.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan anggota Komisi A DPRD Jateng saat acara Prime Topic Dialog Bersama Parlemen Jateng bertajuk ‘Memperkuat Karakter Bangsa’ di Petra Ballroom, Hotel Noormans, Rabu (14/10/2020).

“Pancasila sebagai karakter bangsa merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan nilai-nilai luhur bangsa yang seharusnya menjadi rujukan utama untuk mendidik anak bangsa,” katanya.

Penguatan Karakter Bangsa Dibentuk Sedari Dini
Anggota Komisi A DPRD Jateng Sukirno

Menurut politisi dari Fraksi PDIP tersebut, masyarakat Indonesia saat ini masih memegang teguh budaya bangsa. Contohnya seperti warga di desa-desa masih nguri-uri budaya, hingga warga perkotaan yang masih menggelar acara kebudayaan,” katanya.

Sukirno mengatakan, memperkuat karakter bangsa bukan hanya menjadi tugas satu badan semata, namun seluruh masyarakat wajib untuk menjaga karakter bangsa. Mulai dari sikap, watak, akhlak hingga kejiwaan sehingga sesuatu yang dimiliki akan menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

“Indonesia harus punya ciri tersendiri, karena Indonesia bukan negara-negara lain Indonesia adalah Negara yang mempunyai keragaman tersendiri dibanding Negara lain. Tidak masalah jika ada yang kerap mengagungkan budaya luar, namun harus bisa menempatkan diri serta tidak menilai kelompok lain lebih rendah,” katanya.

Senada dengan Sukirno, Haerudin selaku Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jateng mengatakan bahwa lingkungan sekitar merupakan hal yang cukup kuat dalam mempengaruhi pembentukan karakter bangsa.

“Kendala pembentukan karakter sangat banyak pertama kendala lingkungan kemudian arus informasi yang begitu cepat dan sangat mempengaruhi daripada pola pikir sikap dan generasi muda kita,” katanya.

Penguatan Karakter Bangsa Dibentuk Sedari Dini
Kepala Kesbangpol Jateng Haerudin

Menurutnya, pembentukan karakter bangsa bagi setiap warga negara Indonesia harus dimulai sedari dini. Hal ini bisa dimulai dari pembentukan jati diri dan teladan yang ditularkan dari keluarga, masyarakat, dan para pemimpin.

“Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila seperti integritas, gotong royong, dan nasionalisme menjadi landasan pendidikan karakter yang sangat penting untuk ditanamkan. Kalau ini bisa tertanam kuat menjadi karakter setiap orang, maka pengaruh – pengaruh buruk globalisasi dan ideologi asing akan bisa ditangkal,” katanya.

Serupa seperti yang disampaikan Haerudin, Guru Besar Antropolgi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip), Mudjahirin Thohir, mengatakan kalau penguatan karakter bangsa bisa dimulai dari lingkungan sekitar.

“Penguatan karakter itu bisa dimulai dari lingkungan terkecil, seperti di tempat tinggal kita mulai dari antar tetangga kiri kanan, tingkat RT/RW, hingga meluas ke atas ke tingkat negara. Caranya pun sederhana, bisa dengan saling menjaga dan peduli antar sesama,” katanya.