blank
Seorang mahasiswa Universitas Muria Kudus saat menggunakan aplikasi Sunan untuk pembelajaran secara daring. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID)  – Pandemi Covid-19 memang memaksa dunia pendidikan tak terkecuali perguruan tinggi merubah sistem perkuliahan dari tatap muka menjadi daring.

Namun, dengan Sistem menggunakan Aplikasi bertajuk ‘Sunan’ , Universitas Muria Kudus mampu menerapkan pembelajaran e learning tanpa ada persoalan.

Ya, aplikasi ‘Sunan’ yang berasal dari kependekan dari istilah ‘Sinau Temenanan’ merupakan bagian dari sistem informasi pendidikan yang dikembangkan UMK selama 10 tahun terakhir. Sistem tersebut mampu memfasilitasi seluruh aktivitas pembelajaran di UMK.

Dengan kapasitas server dan bandwidth yang besar, sistem ini cukup mumpuni untuk digunakan secara aktif oleh 11 ribu mahasiswa aktif beserta dosen dan civitas akademika lainnya.

“Pembelajaran di masa pandemi memang mengharuskan perkuliahan lebih banyak dilakukan secara daring. Namun, dengan sistem informasi yang dimiliki, mahasiswa bisa menggunakan aplikasi Sunan ini untuk mendukung perkuliahannya,”tandas Dr Khabib, Perwakilan Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru 2019-2020, dalam keterangan persnya, Senin (5/10).

Dikatakan Khabib, melalui aplikasi Sunan ini mahasiswa bisa mengakses segala hal yang berkaitan perkuliahan seperti mengunduh materi pembelajaran dari dosen, mengakses tugas, berdiskusi hingga mengunggah tugas yang diberikan para dosen.

“Aplikasi ini juga dilengkapi berbagai fitur baik untuk mengunggah dan mengunduh materi, hingga teleconference untuk perkuliahan tatap maya,”tandasnya.

Selain itu, aplikasi ini juga diperkaya dengan berbagai fitur lain terkait dengan perkuliahan seperti   perpustakaan digital, pembayaran uang kuliah, pemograman perkuliahan, hingga akses nilai dari setiap mahasiswa.

“Jadi, dengan mengakses sistem ini, mahasiswa sudah bisa mengatur kegiatan perkuliahannya sendiri secara daring,”tandasnya.

Sementara, Rektor UMK, Dr Suparnyo mengatakan, sistem pembelajaran e learning Sunan ini sebenarnya sudah dikembangkan sejak 10 tahun lalu. Namun, dengan adanya pandemi ini, sistem tersebut menjadi sangat penting untuk digunakan dalam perkuliahan daring.

Meski kebanyakan dilakukan secara daring, namun kata Suparnyo, hal tersebut tidak akan mengurangi kualitas dan kompetensi pembelajaran di UMK.

“Kualitas dan kompetensi mahasiswa tetap akan kami jaga. Lulusan UMK, selain ijazah juga kami wajibkan memiliki dua sertifikasi keahlian sesuai bidangnya,”tandas Suparnyo.

Tak hanya itu, meski pembelajaran dilakukan secara daring, aspek soft skill seperti kesopanan, serta tata krama maupun nilai-nilai moral tetap ditekankan dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.

Tm-Ab